Belida Pipih “Hidup Kembali” dari Kepunahan
Spesies Belida Lopis terancam punah, namun masih bisa dijumpai di aliran sungai seperti Kampar (Riau), Batanghari (Jambi), dan Bawang (Lampung). -WIKI COMMON-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Garis khatulistiwa yang melintasi Indonesia telah menjadi rumah nyaman bagi aneka satwa.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat beragam satwa dengan kategori endemik atau tidak ditemukan di luar Indonesia.
Ada sekitar 270 spesies mamalia, 386 spesies burung, 328 spesies reptil, 204 spesies amfibi, dan 280 spesies ikan hidup di Nusantara. Sebagian besar spesies tadi dikategorikan sebagai hewan dilindungi oleh negara.
Salah satunya adalah belida. Masyarakat Sumatra Selatan sangat mengenal makhluk bersirip ini dengan menyebutnya sebagai ikan belido.
BACA JUGA:Dugaan TPP Elisa Menguat, Bawaslu Lakukan Kajian dan Penyelidikan
BACA JUGA: Wujudkan Keadlian Ekologi, WALHI Bengkulu: Pilah, Pilih, Pulih Dalam Pemilu 2024
Ikan ini menjadi bahan baku makanan khas daerah tersebut yakni pempek dan kerupuk kemplang. Bahkan sebuah tugu didirikan di tepi Sungai Musi, tepatnya di Plaza Benteng Kuto Besak, Palembang.
Tingginya mencapai 6 meter dengan panjang patung belida mencapai 12 meter.
Secara morfologi, ikan belida masuk dalam genus Chitala dari keluarga Notopteridae.
Genus ikan ini terdiri dari enam spesies dengan bentuk fisik pipih panjang berperut lebar dan punggung meninggi seperti pisau.
BACA JUGA: Kejaksaan Kawal Proses Pemilu 2024 di Mukomuko
BACA JUGA: Subsatgas Operasi Mantap Brata Cek Personil Pengamanan Pemilu 2024
Sehingga di beberapa daerah dikenal juga sebagai ikan pisau atau ikan bulu karena sepintas seperti bulu hewan unggas.
Menurut Jurnal Fishbase edisi Mei 2014 berjudul Species of Chitala, keenam spesies tersebut adalah Chitala blanci, Chitala borneensis, Chitala chitala, Chitala hypselonotus, Chitala lopis, dan Chitala ornata.