Ini juga ditentukan lewat karakterisasi morfologi yang dibandingkan dengan koleksi spesies sejenis di Museum Sejarah Alam (Natural History Museum), Kota London, Inggris.
Keabsahannya telah dirilis melalui jurnal Q1 di Jerman, Journal of Endangered Species Research Volume 52, November 2023 atau dapat dikunjungi di https://doi.org/10.3354/esr01281.
BACA JUGA:Pantai Gigi Hiu, Surga Tersembunyi Di Tanah Lampung
BACA JUGA:Dinkes Turunkan 85 Tim Medis, Periksa Kesehatan Penyelenggara Pemilu 2024
Arif yang turut di dalam penelitian gabungan itu menerangkan bahwa evolusi belida lopis diperkirakan terjadi pada 1.200 tahun lampau. Melalui penelitian itu juga terungkap bahwa mulai sulit menemukan belida sumatra di alam liar.
Kebanyakan yang ditemui di pasar merupakan hasil budi daya dan konservasi di waduk dan bendungan kawasan Sumatra. Misalnya, di Waduk Riam Kanan, Koto Panjang, dan Mandiangin.
Para peneliti berharap, melalui hasil penelitian tersebut dapat menjadi masukan bagi IUCN untuk merevisi status belida lopis dari awalnya dinyatakan punah.
Sebab, satwa ini tidak hanya ditemukan di Jawa, melainkan dijumpai pula di wilayah lain Indonesia. Mereka juga meminta IUCN untuk memasukkan belida sumatra dan belida kalimantan ke dalam status Kritis (Critically Endangered) dari awalnya Least Concern. Ini lantaran makin terbatasnya populasi dan persebarannya di alam.
Sumber : Indonesia.go.id