Ia berhasil mengidentifikasi belida yang hidup di Sumatra (Chitala hypselonotus) dan Kalimantan (Chitala borneensis).
BACA JUGA:Pantai Gigi Hiu, Surga Tersembunyi Di Tanah Lampung
BACA JUGA:Dinkes Turunkan 85 Tim Medis, Periksa Kesehatan Penyelenggara Pemilu 2024
Sedangkan di Pulau Jawa spesies Chitala lopis atau belida lopis berdampingan dengan belida jawa (Notopterus notopterus).
Temuan itu berdasarkan ekspedisi pada tahun 1851 sampai 1852. Belida sumatra masih bisa ditemukan di sungai dan rawa Sumsel meskipun populasinya makin berkurang di alam liar karena maraknya penangkapan oleh nelayan.
Iktiolog Arif Wibowo dalam Jurnal Bawal Volume 1 nomor 1 April 2006 berjudul Karakteristik Habitat Ikan Belida, mengidentifikasi bahwa Sungai Musi dan Pangkalan Lampam masih menjadi habitat belida sumatra.
Begitu pula Sungai Ogan dan Lematang. Bahkan di Kabupaten Ogan Komering Ilir ada sungai yang senama dengan ikan ini, yaitu Sungai Belido.
BACA JUGA:Batu Suli, Situs Kokoh dengan Sejuta Legenda
BACA JUGA: Kuota Elpiji Subsidi Untuk Mukomuko Sebanyak 4.624 Metrik Ton
Arif yang juga Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Alam Laut dan Perairan Darat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menulis, dalam jumlah lebih terbatas, ikan yang berat tubuhnya dapat mencapai 7 kilogram dan panjang 1,5 meter itu masih dapat dijumpai.
Misalnya di aliran sungai seperti Kampar (Riau), Batanghari (Jambi), dan Bawang (Lampung).
Sedangkan di Kalimantan, belida masih bisa dijumpai di Sungai Kapuas. Jika dilihat dari habitatnya, hewan ini masuk ke dalam kelompok ikan hitam karena hidupnya banyak berada di perairan rawa seperti halnya gabus, toman, dan lele.
Sempat Punah
Jika spesies belida lainnya masih dapat dijumpai di habitatnya, maka lain ceritanya dengan Chitala lopis.
BACA JUGA: Kamu Punya Asam Lambung, Jangan Konsumsi Buah Ini
BACA JUGA: Memotret Angka Kemiskinan lewat Susenas di Bengkulu Utara