RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Cadangan Beras Pemerintah (CBP) kembali ditebar pemerintah, dalam lanjutan program Bantuan Pangan (Bapang). Dua hari lalu, disalurkan.
Distribusinya, tidak lagi memakai Jasa Prima Logistik (JPL). JPL merupakan anak perusahaan di bawah kendali Bulog. BUMN yang kini dipimpin Bayu Krisnamurthi. Pengganti Budi Waseso alias Buwas.
Plt Kadis Ketahanan Pangan BU, Abdul Hadi, S.Pt, M.Si, membenarkan, distribusi bansos beras itu, kembali disalur untuk periode Januari 2024.
Dia juga membenarkan, disitribusi kali ini dilakukan oleh PT Pos Indonesia. Bulog dalam posisinya sebagai pemasok beras dengan kualifikasi medium itu.
BACA JUGA:Sistem Merit Rendah, Ini Langkah Pemprov Bengkulu
BACA JUGA: Baru Ada 14 Unit, SMPN 22 Bengkulu Utara Butuh Chroomebook
"Kamis, 1 Januari 2024, penyaluran perdananya. Ditargetkan 6 Januari ini harus rampung," ujar Abdul Hadi, kemarin.
Disampaikan Abdul Hadi, antisipasi lonjakan kebutuhan pangan di daerah mulai dari momen Natal, tahun baru dan bulan ramadhan, menjadi bagian dari skenario perguliran bansos hingga saat ini.
Selain daerah, kata dia, tetap mempertahankan program-program improvisasi seperti yang telah berjalan selama ini. Koordinasi lintas sektor juga dilakukan, salah satunya dengan Bulog, PT Pos terkait proses distribusinya.
"Daerah tetap memiliki skenario itu. Selain terus menjalankan improvisasi yang sudah berjalan selama ini. Karena titik tekan semuanya adalah menjaga laju inflasi dan menjaga daya beli di masyarakat," jabarnya.
BACA JUGA:KASN Soroti Dilema ASN, Netizen : Taruhannya Jabatan
BACA JUGA: Lakukan Langkah Ini, Tripika Ketahun Pastikan TPS Pemilu 2024 Aman!
"Bapang yang disalurkan juga, memiliki indeks bantuan yang sama dengan tahun lalu," bebernya lagi.
Itu artinya, setiap penerimanya mendapatkan 10 kg berbasis Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Bapang yang bakal disalurkan 6 bulan, Januari hingga Juni, Abdul Hadi menyampaikan, calon penerimanya telah melalui serangkaian proses verifikasi, khususnya dalam proses kondolidasi data-data calon penerimanya.