
Mitos ini menjadi warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi, terutama di kalangan masyarakat yang masih kental dengan tradisi lisan.
Sebagian besar orang meyakini bahwa kegiatan ini tidak hanya berhubungan dengan usia, tetapi juga bisa mendatangkan malapetaka berupa makhluk halus yang mengganggu.
BACA JUGA:5 Mitos Seputar Gunung Lawu yang Wajib Kamu Tahu Sebelum Mendaki!
BACA JUGA:6 Mitos dan Larangan di Pulau Bali yang Harus Kamu Tau!
Bahkan, ada yang percaya bahwa memotong kuku malam hari dapat memperburuk hubungan antara anak dan orang tua.
Tentu saja, hal-hal ini hanya merupakan kepercayaan yang belum terbukti kebenarannya.
Namun, jika kita merujuk pada penjelasan dalam buku Asal-Usul & Sejarah Orang Jawa oleh Sri Wintala Achmad, kita bisa melihat bahwa mitos ini berakar pada kondisi zaman dahulu.
Pada masa itu, belum ada penerangan listrik yang bisa digunakan untuk berbagai aktivitas di malam hari.
Pencahayaan rumah hanya bergantung pada lampu minyak atau minyak lampu yang apinya mudah padam.
BACA JUGA:Kenali 8 Manfaat Kesehatan dari Daun Brotowali untuk Tubuh
BACA JUGA:Misteri Kebo Kicak: Mitos yang Menyimpan Kengerian di Pedalaman Jawa
Dalam situasi yang gelap, ada kemungkinan besar seseorang akan salah potong kuku dan terluka.
Oleh karena itu, orang tua zaman dulu melarang anak-anaknya memotong kuku pada malam hari dengan harapan mereka tidak akan mengalami cedera.
Ini lebih kepada aspek kehati-hatian, bukan karena alasan mistis atau agama.
Selain mitos potong kuku malam hari, ada juga kepercayaan bahwa memotong kuku di hari tertentu membawa dampak negatif.
Menurut buku Mengenal Agama Manusia karya Jonar Situmorang, hari-hari tertentu dianggap memiliki pengaruh khusus.