Kurang tidur dapat mengganggu kemampuan Anda untuk berkonsentrasi dan mempelajari hal-hal baru. Hal ini berdampak negatif pada fungsi memori jangka pendek dan jangka panjang Anda.
3. Alzheimer dan Demensia
Perubahan pola tidur sering kali dijumpai pada individu yang menderita Alzheimer dan demensia. Mereka cenderung terbangun di malam hari dan mengalami kesulitan untuk kembali tidur.
BACA JUGA:Apa yang Terjadi Jika Kamu Tidak Tidur Selama 24 Jam? Ini Penjelasannya!
BACA JUGA:Jangan Di Jadikan Sebagai Rutinitas ! Ini Dampak Buruk Apabila Tidur Sore
Penelitian menunjukkan bahwa pola tidur sejak usia muda dapat berkontribusi pada peningkatan risiko demensia di masa depan. Kurang tidur, atau tidur yang lebih lama dari biasanya, telah dikaitkan dengan kemungkinan lebih tinggi untuk terkena demensia.
Namun, para peneliti masih menghadapi tantangan dalam menentukan apakah perubahan pola tidur ini berkontribusi pada perkembangan penyakit atau sekadar mencerminkan gejala awal yang muncul.
4. Penyakit Autoimun
Kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga membuatnya lebih rentan untuk menyerang jaringan tubuh sendiri, yang merupakan karakteristik utama dari penyakit autoimun.
BACA JUGA:Ini Posisi Tidur Bagi Penderita Skoliosis Yang Wajib Diketahui Agar Nyaman
Seringkali, kurang tidur juga berkaitan dengan peningkatan kadar protein peradangan dalam tubuh. Peradangan kronis akibat kurang tidur ini dapat memperburuk gejala yang dialami oleh penderita penyakit autoimun.
5. Diabetes dan Penyakit Jantung
Saat kita tidur, sistem kekebalan tubuh secara aktif memproduksi senyawa-senyawa penting yang melindungi tubuh dan melawan infeksi, termasuk antibodi dan sitokin. Namun, kebiasaan begadang dapat mengganggu fungsi optimal dari sistem kekebalan ini, yang membuat tubuh memerlukan waktu lebih lama untuk pulih dari penyakit. Salah satu dampak serius dari kurang tidur adalah meningkatnya risiko penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit jantung.
6. Obesitas
Kebiasaan begadang yang disertai dengan pola makan berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas. Kualitas tidur berpengaruh pada kadar dua hormon penting, yaitu leptin dan ghrelin, yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Ketika tidur tidak cukup, kamu akan merasa lelah dan kurang bersemangat untuk berolahraga.