RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Tiongkok telah mencatatkan dirinya sebagai salah satu negara kreditor terbesar di dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan lebih dari 165 negara yang meminjam uang dari Tiongkok dengan jumlah total pinjaman yang sangat fantastik yaitu melebihi 1,1 triliun USD.
Tiongkok telah berhasil menginisiasi ratusan pinjaman kepada berbagai negara.
Langkah ini menjadikan Tiongkok sebagai pemain kunci dalam pembiayaan infrastruktur dan proyek-proyek besar di seluruh dunia, khususnya melalui program Belt and Road Initiative (BRI).
BACA JUGA:Benarkah Indonesia Jadi Salah Satu Negara dengan Inflasi Terendah di Dunia?
Belt and Road Initiative: Penggerak Utama Utang Global
Salah satu program ambisius yang diprakarsai Tiongkok adalah Belt and Road Initiative (BRI) yang diluncurkan pada 2013.
Melalui BRI, Tiongkok menawarkan pinjaman kepada negara-negara berkembang untuk membiayai pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, bandara, dan pembangkit listrik.
Dengan lebih dari 140 negara yang telah bergabung dalam proyek ini, BRI kini menjadi jembatan bagi Tiongkok untuk memperluas pengaruh ekonominya secara global.
Namun, di balik tawaran menarik berupa pinjaman dengan bunga yang kompetitif, BRI juga membawa risiko tinggi.
BACA JUGA:Ternyata Ini Dia 11 Negara yang Warganya Paling Kecanduan Main HP
Banyak negara yang meminjam uang dari Tiongkok kini terjebak dalam utang yang terus menumpuk, memicu kekhawatiran tentang ketergantungan yang berlebihan terhadap negara ini.
Salah satu contoh yang sering dikutip adalah Sri Lanka, yang terpaksa menyerahkan pengelolaan pelabuhan Hambantota kepada Tiongkok selama 99 tahun setelah kesulitan membayar utangnya.
Tiongkok menawarkan pinjaman dengan ketentuan yang lebih longgar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia atau IMF.