Para peserta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pemakan awal dan kelompok pemakan akhir.
Kedua kelompok ini diberikan makanan dengan jenis dan jumlah kalori yang sama, tetapi dikonsumsi pada waktu yang berbeda.
BACA JUGA: Mitos atau Fakta: Makan Bawang Bikin Bau Badan?
BACA JUGA:Jangan Makan Daging dan Susu Bersamaan Kalau Gak Mau Kolesterol Kamu Naik!
Hasilnya, individu yang mengonsumsi sebagian besar makanan mereka setelah pukul 5 sore menunjukkan kadar glukosa yang lebih tinggi setelah menjalani tes glukosa.
Ini menandakan adanya penurunan toleransi terhadap glukosa.
Sebaliknya, puasa intermiten menunjukkan manfaat yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan tubuh untuk memproses glukosa dari makanan.
Pola makan ini juga membantu tubuh menggunakan insulin secara lebih efisien untuk mengatur kadar gula darah.
Hal ini terutama karena sebagian besar pelaku puasa intermiten tidak makan pada malam hari.
BACA JUGA:Kurangi Makan Makanan Asin dari Sekarang Kalau Kamu Tidak Ingin Cepat Terlihat Tua!
BACA JUGA:Benarkah Makan Sayur Sebelum Nasi Bisa Cegah Gula Darah Naik? Begini Penjelasannya!
Dengan membatasi waktu makan dan memperpanjang periode tanpa asupan makanan, tubuh dapat memproses glukosa secara lebih optimal dan efisien.
Para peneliti juga mencatat bahwa makanan yang biasanya dikonsumsi pada malam hari cenderung lebih tinggi kalori dan sering kali merupakan makanan olahan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Harvard juga mendukung temuan ini.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa orang yang terbiasa makan di malam hari memiliki metabolisme yang lebih lambat dalam membakar kalori.
BACA JUGA:Siapa Sangka Sederet Penyakit Ini Bisa Dicegah saat Rutin Makan Labu Siam, Yuk Cari Tahu!