3. Gaya Kerja yang Fleksibel
Gen Z dikenal dengan gaya kerja yang lebih fleksibel dan cenderung mencari keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (work-life balance).
Namun, beberapa perusahaan lebih memilih karyawan yang dapat bekerja dengan jam kerja yang lebih tradisional dan fleksibilitas yang lebih sedikit.
Keengganan Gen Z untuk bekerja di luar jam kantor seringkali berujung pada ketidakcocokan dengan budaya perusahaan.
BACA JUGA:Mengenal 'Jam Koma' : Fenomena Viral yang Melanda Kalangan Gen Z Serta Penyebab dan Ciri-Cirinya
BACA JUGA:Fenomena Doom Spending Bisa Bikin Gen Z dan Millennial Jadi Miskin?
4. Resistensi terhadap Struktur Hierarkis
Generasi Z cenderung tidak nyaman dengan struktur hierarkis yang kaku.
Mereka lebih suka bekerja dengan sistem yang lebih egaliter dan terbuka.
Namun, banyak perusahaan masih menerapkan sistem hierarkis yang ketat, yang bisa membuat Gen Z merasa terhambat dan kurang produktif.
Ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan budaya ini bisa menjadi alasan mereka sering terdepak.
BACA JUGA:Inilah 7 Tren Gaya Hidup Sehat yang Sedang Viral di Kalangan Gen Z
BACA JUGA:Inilah Alasan Mengapa Gen Z Lebih Suka Bekerja Remote daripada di Kantor
5. Ketergantungan pada Teknologi
Sebagai digital natives, Gen Z sangat bergantung pada teknologi dalam pekerjaan mereka.
Meskipun ini sering menjadi keuntungan, ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat membuat mereka kesulitan beradaptasi dengan lingkungan kerja yang lebih tradisional atau yang lebih bergantung pada interaksi tatap muka dan komunikasi langsung.