Upaya Dongkrak Produksi Migas, Insentif Terus Diperbaiki

Jumat 11 Oct 2024 - 21:44 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Dalam pidato penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, Presiden Joko Widodo mengumumkan target lifting minyak sebesar 600.000 barel oil per day (BOPD) dan lifting gas bumi sebesar 1,005 juta barel setara minyak per hari.

Target ini lebih rendah dibandingkan target APBN 2024 yang dipatok 625.000 BOPD untuk minyak bumi dan 1,033 juta BOPD untuk gas bumi.

Target yang lebih rendah itu terutama disebabkan oleh penurunan produksi alamiah yang sulit dicegah.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memang terus berupaya menahan laju penurunan produksi minyak dan gas bumi (migas).

BACA JUGA:Revisi UU Migas Dukung Investasi Migas dalam Era Transisi Energi

BACA JUGA:Pertamina Eksplorasi Peluang Kerja Sama Hulu Migas di Amerika Latin dan Karibia

Salah satu strategi yang dilakukan adalah mendorong kontraktor untuk meningkatkan produksi, serta melakukan eksplorasi sumur-sumur migas baru.

Berbagai kebijakan juga telah diluncurkan termasuk insentif menarik bagi investor migas.

Kementerian ESDM bahkan merencanakan peluncuran skema baru bagi hasil minyak yang dikenal dengan "new gross split". Skema ini bertujuan menarik investasi baru dengan memberikan fleksibilitas lebih besar kepada kontraktor, termasuk peningkatan bagi hasil (split) yang lebih besar sesuai tingkat kesulitan eksplorasi.

Salah satu kendala utama dalam upaya meningkatkan produksi migas adalah banyaknya sumur tua yang produksinya terus menurun. Kementerian ESDM dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) terus berupaya keras untuk mendorong optimalisasi produksi, minimal agar sesuai target RAPBN 2025.

BACA JUGA:Menteri ESDM: Optimasliasi Blok Migas Sanggup Kerek Produktivitas

BACA JUGA:PHE Buktikan Kinerja Optimal, Catat Produksi Migas Lebih dari 1 Juta Barel per Hari

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Ariana Soemanto menyebutkan bahwa Pertamina menyumbang sekitar 60 persen  dari total produksi minyak nasional, dengan blok Rokan di Riau menjadi penyumbang terbesar, yaitu 157 ribu barel per hari (BOPD). Pertamina Hulu Rokan ditargetkan akan meningkatkan kontribusinya menjadi 165 ribu BOPD pada 2025.

 

Reaktivasi Sumur Idle

Selain peningkatan produksi dari blok-blok yang aktif, pemerintah juga berfokus pada reaktivasi sumur dan lapangan yang idle (tidak aktif) serta pemanfaatan teknologi baru untuk meningkatkan laju produksi.

Kategori :