Sebanyak 90 persen sisanya berasal dari perkebunan perorangan milik petani kelapa di Indonesia.
Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara perusahaan besar dan petani lokal dalam menciptakan industri kelapa yang berkelanjutan.
Selama satu dekade terakhir, pemerintah Indonesia berusaha untuk menjadi pemimpin dalam industri kelapa global. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang maksimal.
“Sudah 10 tahun target itu kita kejar, tapi tidak tercapai,” ungkap Suharso. Saat ini, Indonesia berada di posisi kedua dunia, masih di bawah Filipina.
BACA JUGA:7 Alumni SMAN 15 Bengkulu Utara Dapat Beasiswa Kelapa Sawit dari DPDPKS
BACA JUGA:Wow Ini Dia 13 Manfaat dari Daging Kelapa Muda untuk Kesehatan
Dengan luas wilayah dan sumber daya yang lebih besar, sangat disayangkan jika Indonesia tidak mampu mengungguli Filipina dalam hal produksi dan pemanfaatan kelapa.
Untuk itu, peta jalan hilirisasi yang sedang disusun diharapkan dapat menjadi panduan bagi kolaborasi antara sektor publik dan swasta.
Tujuannya adalah memperkuat industri kelapa Indonesia di pasar global dan menciptakan rantai pasok yang lebih efisien dan kompetitif.
Teknologi dan Inovasi
Tantangan terbesar bagi Indonesia saat ini adalah memperkenalkan teknologi sederhana namun efektif yang mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas kelapa. Teknologi pengasapan yang digunakan Filipina dalam mengeringkan kopra adalah salah satu contoh inovasi yang bisa diadopsi oleh petani kelapa Indonesia.
BACA JUGA:Melihat Prospek Ekspor Kelapa Sawit Indonesia serta Tantangan dan Peluang Tahun 2025
BACA JUGA:Transformasi Sekam Padi dan Abu Kelapa Sawit, dari Limbah Jadi Emas Hijau
Selain itu, pemerintah perlu memperkuat infrastruktur industri yang dapat mendukung pengolahan kelapa, termasuk pembangunan pabrik-pabrik yang dekat dengan sentra produksi kelapa.
Tak hanya itu, program hilirisasi juga harus mencakup pelatihan dan pendidikan bagi petani agar mereka dapat memahami pentingnya teknologi dan inovasi dalam meningkatkan nilai tambah kelapa.
Jika ini tercapai, Indonesia tidak hanya bisa menyalip Filipina, melainkan juga menjadi pemimpin global dalam industri kelapa dan produk turunannya. Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi pemimpin dalam industri kelapa dunia. Untuk bisa merealisasikan potensi itu dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan petani untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar global.