Masing-masing negara memiliki alasan berbeda untuk mengambil langkah ini, tetapi umumnya berfokus pada kebutuhan untuk memastikan pasokan makanan bagi warganya.
BACA JUGA:Lahan Sagu Terluas di Dunia, Peluang Ekonomi dan Ketahanan Pangan Indonesia
BACA JUGA:Bantuan Pangan Beras untuk Rakyat Berlanjut hingga Akhir 2024
India sebagai negara penghasil beras terbesar kedua di dunia ini melarang ekspor beras putih untuk menstabilkan harga domestik setelah munculnya kekhawatiran akan penurunan produksi akibat cuaca buruk.
Kemudian sebagai negara eksportir gandum utama, Rusia turut melarang ekspor beberapa jenis biji-bijian untuk memastikan kebutuhan pangan domestik terpenuhi di tengah sanksi internasional yang mengganggu ekonominya.
Beberapa negara seperti Thailand dan Vietnam juga turut membatasi ekspor beras untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan di dalam negeri.
Larangan ekspor pangan oleh sejumlah negara ini memiliki dampak yang luas dan mendalam.
BACA JUGA:Holding BUMN Pangan ID FOOD Siap Jaga Ketahanan Pangan Regional Asia Tenggara
BACA JUGA:Mendorong Produk Pangan UMKM Berkualitas
Ketika sejumlah negara mengurangi pasokan pangan ke pasar internasional, harga pangan global cenderung naik.
Kenaikan harga ini dapat menyebabkan masalah serius bagi negara-negara yang bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Banyak juga negara yang tidak mampu memproduksi cukup pangan untuk memenuhi kebutuhan domestik berisiko menghadapi krisis pangan yang parah.
Ini dapat menyebabkan kelaparan, malnutrisi, dan ketidakstabilan sosial.
BACA JUGA: Ekonomi Hijau Buka 15,3 Juta Lapangan Kerja Baru
BACA JUGA:Mendongkrak Ketahanan Pangan dengan Padi Super
Kenaikan harga pangan juga dapat berimbas pada inflasi yang lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat merugikan pertumbuhan ekonomi.