Banner Dempo - kenedi

Nilai Ekspor Indonesia Januari 2024 Capai US$20,52 Miliar

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari 2024 berasal dari Jawa Barat Kalimantan Timur, dan Jawa Timur/Foto: Tangkapan Layar Youtube BPS--

Nilai ekspor Indonesia Januari 2024 mencapai US$20,52 miliar atau turun 8,34 persen dibanding ekspor Desember 2023. Apabila dibanding Januari 2023 nilai ekspor turun sebesar 8,06 persen.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan ekspor nonmigas Januari 2024 mencapai US$19,13 miliar, turun 8,54 persen dibanding Desember 2023. Kemudian turun 8,20 persen jika dibanding ekspor nonmigas Januari 2023.

Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Januari 2024, komoditas dengan penurunan terbesar dibanding Desember 2023 adalah bahan bakar mineral sebesar US$805,9 juta (20,81 persen).

“Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$208,0 juta (10,36 persen),” kata Amalia saat konferensi pers.

BACA JUGA: Mengeksplorasi Pasar Baru, Mendongkrak Ekspor

BACA JUGA: Mempertahankan Kinerja Industri yang Solid dan Kokoh

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari 2024 turun 3,69 persen dibanding bulan yang sama pada 2023.

Begitu juga dengan ekspor hasil pertambangan dan lainnya, Amalia mengatakan turun 23,54 persen, sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 0,11 persen.

Ekspor nonmigas menurut negara tujuan pada Januari 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,57 miliar, Amerika Serikat US$1,99 miliar, dan India US$1,79 miliar. Kontribusi ketiganya mencapai 43,64 persen.

“Sementara itu, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,26 miliar dan US$1,48 miliar,” kata Amalia. 

BACA JUGA: Membuka Isolasi Daerah Pedalaman

 

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari 2024 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$2,95 miliar (14,35 persen), diikuti Kalimantan Timur US$2,17 miliar (10,58 persen), dan Jawa Timur US$1,99 miliar (9,68 persen). 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan