DI NEGERI PARA PESOLEK

Ilustrasi-Radar Utara-

Aku berada di Negeri ini sebetulnya bukan karena keinginan. Mimpi pun tidak. aku hanya terjebak. Jadi, begini ceritanya, pada suatu hari aku sedang memancing di pinggiran pantai, tiba-tiba datang badai, ombak, dan angin besar.

Aku tidak tahu tiba-tiba aku terdampar di Negeri ini. Aku juga tidak tahu mengapa aku tidak tahu dan tahu-tahu menjadi tidak tahu. Ah, sepertinya ada amnesia karena kepalaku yang terbentur batu karang ketika aku terbawa arus dan terdampar di Negeri ini.

Sebetulnya aku tidak pernah menyesali terdamparnya aku di Negeri ini. Aku senang, aku bahagia, dan tentu saja aku tidak tahu mengapa aku senang dan tidak tahu pula mengapa aku bahagia.

Tok... tok... tok... aku sedikit terkejut ketika pintu rumah diketuk, membuyarkan lamunanku dan keinginanku untuk mengingat-ingat masa lalu yang entah mengapa pula aku jadi pelupa.

BACA JUGA:ULAR BERWUJUD MANUSIA

BACA JUGA:JODOHMU ADALAH SIAPA DIRIMU

“Iya, tunggu sebentar”. Aku melangkah mendekati pintu, aku mengintip dari lubang kunci menyelidiki siapa yang mengetuk pintu malam-malam. Oh, ternyata anggota Densus 99. Wah, nyaliku semakin ciut. Lalu aku buka, membungkuk tanda hormat.

Saya bertanya ada apa. Anggota Densus 99 hanya mengatakan singkat saja. “Pak Eko dipanggil Tuanku Yang Mulia, sekarang! Saya akan mengantar Bapak”.

Aku bingung sekaligus takut, karena bagiku dipanggil Tuanku Yang Mulia pasti masalah, pasti ada yang penting, pasti sesuatu yang mendesak. Aku melirik jam dinding sudah pukul 23.30. Wah, hampir tengah malam. “Baiklah Pak, saya akan bergegas mengganti pakaian dinas dulu”.

“Sebaiknya, cepat Pak” jawab utusan itu dengan ketus. “Baiklah” jawabku cepat. Sejurus kemudian aku sudah mengenakan seragam dinas, seragam khusus untuk menghadap Tuanku Yang Mulia. Dalam perjalanan menuju istana Tuanku Yang Mulia, pikiranku tidak karuan.

BACA JUGA:DEBAT ORANG-ORANG BISU

BACA JUGA:POHON JAMBU WARISAN SI MBAH

Aku diliputi rasa takut yang mendalam. Ini pasti penting, sesuatu yang sangat mendesak. Apakah tentang pekerjaanku? Apakah tentang keberlangsunganku di Negeri in? Apakah ada kesalahan fatal yang dibuat? Pikiranku berkecamuk dengan hebatnya.

Akhirnya, aku sampai di sebuah istana yang sangat indah, banyak pengawal istana dan tidak ketinggalan tentu saja pasukan Densus 99 yang gagah, berseragam serta bersenjata lengkap.

Semua yang hadir di istana berpangkat minimal berbintang 2 bahkan ada yang sudah berbintang 3 atau kalau aku tidak salah lihat ada juga yang berbintang 7. Hebat sekali Tuanku Yang Mulia ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan