ULAR BERWUJUD MANUSIA
Ilustrasi-Fileski (W.Tanjung Files)-
Cerpen Fileski (W.Tanjung Files)
Masih pagi, suara orang-orang yang bergunjing itu sudah seperti sarang lebah yang siap dipanen. Aku bekerja di sebuah bank, kerjaku sebagai admin di balik layar, bukan di bagian front office.
Tentu tak akan aku sebutkan secara detail, untuk menjaga kerahasiaan tempatku bekerja. Aku nyaman kerja di sini, tapi ada satu yang membuatku risih, di sini punya kultur bergunjing. Orang-orangnya suka baik di depan tapi menusuk dari belakang.
Ada lagi seorang wanita yang misterius, pendiam, dingin seperti ular sedang bertapa. Tak ada yang berani mengusiknya, jika ada urusan yang benar-benar penting, ia baru bersuara.
Ah lupakan soal itu, masih terlalu pagi untuk menggerutu. Aku pasang headset di telinga, kunyalakan musik keras-keras, sambil melanjutkan pekerjaan yang belum kelar.
BACA JUGA:JODOHMU ADALAH SIAPA DIRIMU
BACA JUGA:DEBAT ORANG-ORANG BISU
Sebenarnya di sini masih banyak orang orang baik, tapi karena ada satu dua orang yang menjadi sumber racunnya, kemudian menular ke yang lainnya.
Dari cerita yang aku dengar dari orang-orang yang asli sini, konon dulunya kota ini pernah dikuasai ratu ular. Yang hingga kini anak turunnya masih hidup di sekitar kita, berwujud sebagai manusia.
Sebagai pendatang dari luar kota, aku tidak begitu mengenal asal mula kota ini, namun sejarah masa kelam kota ini tak akan terhapus waktu.
Setiap kali kita keluar kota, dan menyebut nama kota ini, pasti orang akan berkomentar tiga huruf: PKI, singkatan dari Prameswari Kanjeng Indramanik. Nama itu adalah nama dari sang Ratu Ular yang dulunya sangat sakti dan menguasai kota ini.
BACA JUGA:POHON JAMBU WARISAN SI MBAH
BACA JUGA:Bukan Dia, Romeomu
Pernah suatu ketika, ada kejadian di kosku yang dulu. Waktu itu aku memilih kos-kosan yang aturannya tidak terlalu ketat, bisa pulang tengah malam, intinya aku cari kos yang bisa keluar masuk 24 jam.