Memoar Dahsyatnya Sapuan Tsunami Aceh, Sekejab Suara Terdengar, Sekejap Kemudian Moksa
Ilustrasi peristiwa Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 lalu. -istimewa-
"Karena saat itu kawan nih, nelpon keluarganya dari pinggir pantai. Ngomong, kalau dirinya baik-baik saja dan selamat. Tapi, tidak lama kemudian, sambungan telepon pun terputus. Itulah sapuan tsunami," ungkapnya, sembari mengusap-ngusap jidatnya, mengekspresikan kengerian di Aceh saat itu.
Menjadi rahasia umum, pasca gempa Aceh mengguncang, masyarakat sempat berduyun-duyun ke arah pantai, lantaran pantai yang tetiba surut.
BACA JUGA:BPBD Susun Draf Dokumen Kontijensi Bencana Gempa dan Tsunami
BACA JUGA: Penyusunan Dokumen Kontijensi Bencana Gempa dan Tsunami Libatkan BNPB
Ikan-ikan yang menggelepar, menjadi salah satu daya tarik yang memantik animo masyarakat untuk menjujug ke arah laut yang surut.
"Pascaputusnya sambungan telepon itu, menjadi komunikasi terakhir kawan saya dengan ibunya. Karena hingga kini, jasad almarhum tidak ketemu," ungkapnya.
Apa yang dicerita Ucok atas kisah dari orang tua sang kawan, banyak menjadi keping-keping cerita pilu guncangan gempa yang terjadi di Kota Serambi Mekkah.
Bagaimana gelombang laut merangsek, sampai-sampai membawa sebuah kapal PLN Terapung ke daratan di kawasan ujung Indonesia tersebut.
"Saya kira, yang paling prinsip adalah memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat ini yang paling penting," harapnya, memungkas.