Optimalkan Belanja Pemerintah, Kunci Pemulihan Industri Manufaktur Nasional
Kenaikan belanja pemerintah yang signifikan diharapkan bukan hanya memicu peningkatan permintaan produk manufaktur, tapi membantu menghidupkan kembali sektor ini. -ANTARA FOTO/ Aji Styawan-
Meskipun belum ada angka pasti terkait realisasi belanja pemerintah terhadap produk manufaktur lokal, Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif yakin bahwa anggaran tersebut akan terserap dengan baik pada periode ini.
BACA JUGA:Smelter Baru Freeport Indonesia di Gresik, Babak Baru Industri Pertambangan
BACA JUGA:Industri Nonmigas di Luar Jawa, Tren Positif Menuju Pemerataan
Kenaikan belanja pemerintah yang signifikan diharapkan dapat memicu peningkatan permintaan produk manufaktur, yang pada gilirannya akan membantu menghidupkan kembali sektor ini.
Optimalisasi Produk Lokal
Di samping meningkatkan permintaan domestik, pemerintah juga berupaya mengendalikan impor, terutama untuk barang-barang hilir atau produk jadi. Kebijakan pembatasan impor ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi produk-produk lokal untuk lebih kompetitif di pasar domestik.
Hal itu menjadi sangat penting, terutama ketika produk-produk impor dengan harga yang lebih murah mulai membanjiri pasar Indonesia, menekan daya saing produk lokal.
BACA JUGA:Potensi Mineral Indonesia, Kunci Sukses di Industri Kendaraan Listrik
BACA JUGA:Surplus Neraca Dagang dan Ekspansi Industri Manufaktur, Optimisme Ekonomi Indonesia 2024
Kemenperin juga berusaha untuk menjaga keseimbangan antara sektor hulu, intermediate, dan hilir dalam industri manufaktur.
Salah satu langkah konkret yang telah dilakukan adalah agenda business matching antara industri hilir alat kesehatan dengan industri hulu, seperti tekstil dan baja logam.
Dengan upaya itu, diharapkan industri alat kesehatan dapat lebih banyak menyerap bahan baku lokal yang kompetitif dan berkualitas, sehingga mampu menghasilkan produk yang memiliki daya saing tinggi di pasar.
Terus Bertahan