Aren Smulen Varietas Khas Bengkulu Potensial Lahirkan Usaha Padat Karya

Reporter: Benny Siswanto |

Editor: Ependi |

Minggu , 21 Jul 2024 - 20:39

Aren Smulen Varietas Khas Bengkulu Potensial Lahirkan Usaha Padat Karya -Radar Utara/Benny Siswanto-

Seperti halnya tanaman sawit. Sebatang pohon sawit dewasa, bisa menyedot cadangan air setidak-tidaknya 25 liter seharinya.

Belum lagi, aktivitas pengolahannya yang melalui pabrik, praktis memberikan implikasi pada potensial pencemaran lingkungan hingga pemanasan global yang kini tengah menjadi persoalan.

Tak jauh beda dengan tanaman karet. Selain sistem panennya memberikan konsekwensi harus dipanen setiap hari, untuk mendapatkan lateknya.

Pengelolaan juga acap menuai sorotan, layaknya limbah sawit, lantaran diduga dibuang oleh perusahaan ke aliran sungai ketika musim hujan tiba.

Persoalan ini sudah sering terjadi. Namun tak kunjung pernah terbukti. Terlebih, pengecekan sampel oleh otoritas, tak jarang yang terkesan sulit dilakukan secara realtime atau responsif ke lapangan ketika muncul keluhan.

"Dengan aren, kita menawarkan potensi sistem padat karya di masyarakat. Dengan aren juga kita mengusulkan varietas baru yang lebih ramah lingkungan serta proses panen yang setiap tahunnya kian lebih mudah," ungkapnya.

aren smulen varietas khas bengkulu potensial lahirkan usaha padat karya                             radarutara.bacakoran.co - usaha padat karya yang sulit terwujud, memungkinkan muncul dari sektor pertanian. salah satunya, lewat tanaman aren smulen. 
varietas ini diklaim unggul. hasil pemuliaan aren di wilayah kabupaten rejang lebong di provinsi bengkulu yang sudah mahsyur sejak lama. 
hasil pemuliaan yang telah dilakukan, menyebabkan tumbuhan ini memiliki beragam sifat-sifat unggul, mulai dari masa panen, pola pemanenan yang kian tahun kian mudah serta memiliki produktifitas tinggi. 
ketua asosiasi umkm provinsi bengkulu, harzon zori, saat dikonfirmasi tak menampik soal ini. dia menyampaikan, bibit aren smulen merupakan varietas unggul yang memberikan implikasi positif bagi petani aren di daerah. 
baca juga:tradisi sedekah laut di desa nelayan belum masuk even resmi daerah
baca juga:askab pssi mukomuko dipimpin weri tri kusumaria
"penyediaan bibitnya lewat skema kerjasama yang melibatkan usaha pembibitan dan menjamin kualitas bibit," ungkapnya, minggu, 21 juli 2024. 
dia menyampaikan, selain menawarkan masa produktif dan masa panen yang jauh lebih menguntungkan. pola pemanenan, baik nira hingga buahnya yang bisa diolah menjadi kolang-kaling, kian tahun kian ke bawah. 
"sehingga memudahkan masa pamenan. ini yang menjadi hal pembedaanya dari varietas ini," jabarnya, menjelas. 
sebagai komiditi tanaman yang telah dimuliakan alias unggul. varietas aren smulen, sangat cocok pada wilayah-wilayah di hampir di seluruh daerah di pulau sumatera dan lainnya di indonesia. 
baca juga:bkd maksimalkan potensi pajak air bawah tanah milik perusahaan
baca juga:waspadai penyakit ispa selama kemarau, warga diminta pakai masker
bagaimana dengan pendampingan bagi petani? apalagi, varietas aren sendiri dapat dikatakan bukan merupakan komiditi tanaman di sektor perkebunan yang dilirik masyarakat. 
sejauh ini, masyarakat bahkan pemerintah masih sangat kepincut dengan sektor perkebunan yang notabene merupakan varietas tanaman yang secara tidak langsung perusak lingkungan. 
seperti halnya tanaman sawit. sebatang pohon sawit dewasa, bisa menyedot cadangan air setidak-tidaknya 25 liter seharinya. 
belum lagi, aktivitas pengolahannya yang melalui pabrik, praktis memberikan implikasi pada potensial pencemaran lingkungan hingga pemanasan global yang kini tengah menjadi persoalan. 
baca juga:5 rekomendasi leptop gaming terbaik dengan spesifikasi gahar, harga di bawah 20 juta
baca juga:benarkah kepala udang efektif untuk kesehatan, simak faktanya berikut ini
tak jauh beda dengan tanaman karet. selain sistem panennya memberikan konsekwensi harus dipanen setiap hari, untuk mendapatkan lateknya. 
pengelolaan juga acap menuai sorotan, layaknya limbah sawit, lantaran diduga dibuang oleh perusahaan ke aliran sungai ketika musim hujan tiba. 
persoalan ini sudah sering terjadi. namun tak kunjung pernah terbukti. terlebih, pengecekan sampel oleh otoritas, tak jarang yang terkesan sulit dilakukan secara realtime atau responsif ke lapangan ketika muncul keluhan. 
"dengan aren, kita menawarkan potensi sistem padat karya di masyarakat. dengan aren juga kita mengusulkan varietas baru yang lebih ramah lingkungan serta proses panen yang setiap tahunnya kian lebih mudah," ungkapnya.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Radar Utara, 22 JULI 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan