Banner Dempo - kenedi

Sapi Mati Diduga Karena Jembrana

ILUSTRASI-net-

"Bukan tidak mungkin, sapi sebelum mati dijual. Karena masyarakat dihadapkan dengan bayang-bayangi merugi secara finansial. Ini dilematika faktual yang terjadi," ungkapnya. 

Pantauan RU di lapangan, seperti yang terjadi pada bulan-bulan Juni lalu, acap terdengar penjualan harga ternak sapi di bawah harga normal. 

BACA JUGA:Pemdes Sendang Mulyo Wujudkan Masyarakat Sehat Menuju Generasi Emas

BACA JUGA:Minggu Depan Ada Pasar Murah di Kantor Camat Ipuh

Terkait dengan deteksi virus jembrana yang disinyalir menjangkit ternak yang mati, Juita bilang belum dapat mengiyakan soal ini. 

Versinya, selain melakukan pendataan terhadap kasus kematian. Penegasan kasus jembrana pun, harus dibarengi dengan data klinis. 

"Jadi perlu melalui uji klinis sampel. Minimal sampel darah. Karenanya, kami mengimbau agar masyarakat melapor, jika ternaknya sakit, khususnya sapi," dia mengingatkan. 

Catatan RU, jumlah ternak di daerah ini, khusus untuk sapi dan kerbau, populasinya nyaris menyentuh angka 50 ribu ekor. 

Membaca data sementara dari Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan atau DTPHP Bengkulu Utara, sapi menjadi usaha ternak yang paling digeluti masyarakat di daerah ini. Jumlahnya mencapai 44 ribu ekor lebih. 

BACA JUGA:Berantas Judi Online, Kodim 0428/Mukomuko Periksa Ponsel Personil

BACA JUGA:Ini Stok Darah di UDD PMI Bengkulu Utara

Komoditi ternak berikutnya yang mendominasi adalah kambing. Jumlahnya untuk periode Mei 2024, mencapai 29.556 ekor. 

"Jumlah ini sifatnya masih sementara," terang Kadis DTPHP, Abdul Hadi lewat Sekretaris, Juita Abadi, Senin, 27 Mei 2024. 

Pupulasi terbanyak tiga untuk ternak jenis mamalia ini, ditempati oleh peternakan kerbau. Jumlahnya menuju angka 6 ribu ekor.

Kecamatan Putri Hijau menjadi lokus jumlah ternak sapi terbanyak di daerah ini yakni 4.270 ekor. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan