Lodeh dan Apem, Makanan Istimewa Penolak Bala
Sayur lodeh-Istimewa-
Menurut ahli gizi selain menyehatkan bahan-bahan lain seperti lengkoas ampu sebagai anti implamansi. Bahan-bahan yang mudah didapat ini cocok dikonsumsi pada masa karantina.
Memasaknya bersama-sama dimaknai sebaga acara selamatan untuk keberkahan dan menolak balak.
BACA JUGA:Butuh Rp800 Juta Bangun PLTD RS Pratama
BACA JUGA:Pelayanan Kesehatan Masyarakat Harus Dioptimalkan
Percaya tidak percaya tetapi menurut catatan sejarah sayur lodeh sengajah dimasak untuk menanggapi krisis ditahun 1876, 1892, 1931 dan 1951.
Kemampuan tolak bala yang dimiliki sayur lodeh sebenarnya sulit dibuktikan akal logika. Namun faktanya ketika wabah pes melanda jawa selamah lebih dari dua dekade, sayur lodeh menjadi bagian dari solusi.
Sultan Hamengku Buwono ke VIII yang berkuasa saat itu mendapat petunjuk untuk mengatasi wabah yang melandah, ia memerintahkan rakayatnya untuk memasak sayur lodeh dan berdiam diri dirumah selamah 49 hari.
Anehnya wabah pes yang melanda jawa pun meredah. Keyakinan kemampuan sayur lodeh sebagai penolak bala kemudian makin dipercaya jika ada acar-acara khusus, sayur lodeh sengaja dihadirkan untuk dimakan bersama.
BACA JUGA:Pancaroba Cuaca, Ikan Diserang Virus, Benih Sulit Dicari
BACA JUGA:Digigit Anjing? Begini Penanganan Daruratnya
Dalam buku peranakan jawa betawi dan mustika rasa disebutkan sayur lodeh sudah ada sejak tahun 1915 masehi.
Dikenal dengan sebutan sayur lalodeh dengan menggunakan 11 jenis bahan, sayur ini dibuat tidak untuk perorangan menjadi sebuah respon dari sebuah peristiwa kemalangan yang menimpah semuah orang.
Untuk membuat sayur lodeh membutuhkan sayuran yang sangat sederhana dan mudah didapat. Kita juga bisa manambahkan bahan-bahan lain sesuai selerah.
Dalam bahasa jawa kata ungu dari terong bisa berarti terbangun sementara lanjar dari kacang lanjar atau kacang panjang bisa di maknai sebagai berkah. Memasaknya secara bersama-sama menjadi simbol keselamatan.