Jejak Sejarah Perabadan Masa Lampau di Kawasan Kauman Semarang
Bekas alun-alun Semarang yang telah berubah wujud menjadi New Metro Hotel. -IndonesiaGOID/Intan Deviana-
BACA JUGA:IDI di Bengkulu Tahun 2022 Capai 73,23
BACA JUGA:Kementerian Investasi - Kemendagri Perpanjang Kerja Sama Akses Pemanfaatan Data Kependudukan
Konon, gerbang masuk masjid masih dipertahankan keasliannya dari sejak pertama kali didirikan.
Dalam perjalanan perjuangan bangsa Indonesia, Masjid Agung Kauman menjadi saksi sejarah penting karena menjadi satu-satunya masjid di Indonesia yang dengan berani mengumandangkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 sesaat sebelum salat Jumat dilaksanakan.
Kurang lebih satu jam setelah peristiwa proklamasi, dr. Agus, salah seorang jemaah aktif di Masjid Agung Kauman mengumumkan terjadinya proklamasi RI melalui mimbar dihadapan para jemaah.
Akibat keberaniannya tersebut, ia pun diburu oleh tentara Jepang sehingga harus melarikan diri ke Jakarta sebelum akhirnya tewas.
BACA JUGA:Uang Beredar Tumbuh Lebih Tinggi pada Maret 2024
BACA JUGA:Maju Pilgub, Eks Bupati dan Bupati BS Daftar ke PDI Perjuangan
Saat ini kondisi Masjid Agung Kauman masih sangat terawat dengan baik karena telah beberapa kali menjalani perbaikan dan penyempurnaan.
Meski harus terjepit di antara gedung perkantoran dan bangunan-bangunan komersil, Masjid Agung Kauman tetap ramai didatangi umat muslim dari berbagai daerah yang ingin beribadah, bahkan turis yang ingin mengetahui seluk beluk datangnya Islam di Kota Lunpia.
Dari pelataran Masjid Agung Kauman, storyteller lantas mengakhiri dongeng panjangnya seputar bangunan dan tempat-tempat historis di kawasan Kauman Semarang.
Menapak tilas bersama Bersukaria yang menempuh jarak lebih dari 3 kilometer itu sungguh menambah wawasan kami seputar sejarah kawasan Kauman yang ternyata menyimpan peran penting dalam perkembangan kota Semarang.
BACA JUGA:Aksi Serentak Perangi Demam Berdarah Dengan PSN
BACA JUGA:Dirajut Ibu Negara di Bengkulu, Ditargetkan Berkibar di IKN
Mulai dari area bisnis dan perdagangan, lokasi akulturasi beragam etnis dan budaya, pusat kota dan pemerintahan, hingga pusat kegiataan keagamaan.