206 JCH Bengkulu Utara Terbang ke Madinah 18 Mei 2024

Bimbingan haji sektor kesehatan yang tengah dilakukan oleh petugas haji daerah beberapa waktu lalu.-Radar Utara/Benny Siswanto-

Penguatan kapasitas calon jamaah haji selanjutnya, kata dia, adalah pemahaman akan rukun haji. 

Pemahaman ini, terus dia lagi yang turut menjadi penekanan dalam manasik, adalah terkait dengan teknis pelaksanaan. 

Tak jarang, pemahaman yang salah kaprah di masyarakat, sehingga menciptakan mis informasi ketika berada di tanah suci, menyebabkan persoalan prinsip bagi jamaah itu sendiri.

BACA JUGA:Soal Program Replanting, Petugas Dikerahkan Cek Tanaman Sawit

BACA JUGA:Bengkulu Ajak UNIB Terus Berperan Gerakkan Ekonomi Daerah

"Contoh, ketika Tawaf di Mekkah. Secara rukun, adalah mengelilingi kabah sebanyak 7 kali. Dan tidak wajib memegang kabah atau hajar aswad," ungkapnya. 

Karenanya, selain juga perlu menjadi cermatan panitia sejak di tingkatan manasik. 

Partisipasi keluarga, khususnya bagi mereka yang telah berusia lanjut, untuk memberikan pemahaman, sangatlah penting. 

"Bisa jadi, karena faktor usia, menyebabkan informasi atau materi yang diberikan kepada calon jamaah menjadi kurang maksimal. Tentunya ini lumrah," katanya. 

"Lewat mitigasi inilah, bagian dari upaya Kemenag untuk memaksimalkan penyelenggaraan musim haji setiap tahunnya," pungkas Nopian. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan