Pemprov Bengkulu Himbau Masyarakat Tak Panic Buying Jelang Lebaran
Pemprov Bengkulu saat memantau harga kebutuhan di pasar-Radar Utara/Doni Aftarizal-
BENGKULU RU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu dibawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur, Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah-Dr. E. H. Rosjonsyah, menghimbau masyarakat tidak panik jelang lebaran.
Terlebih dari pemantauan antau kestabilan harga pangan, harga kebutuhan cenderung stabil.
"Dari hasil pantauan di dua pasar yang kita lakukan, diketahui harga kebutuhan seperti beras yang sebelumnya terus mengalami kenaikan, kini turun harga," ungkap Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Bengkulu, RA. Denny, SH, MM.
Menurut Denny, untuk harga beras dusun kualitas standar yang sebelumnya Rp 23 ribu per cupak, saat ini turun menjadi Rp 21 ribu per cupak.
BACA JUGA: Jelang Lebaran, Polsek Ketahun Terima Titipan 11 Unit Sepeda Motor
BACA JUGA:Optimalisasi Potensi, Usin: Cara Jitu Tingkatkan PAD
"Dengan penurunan harga beras ini, masyarakat untuk tidak melakukan 'panic buying' hingga melakukan penimbunan. 'Panic buying' sendiri merupakan aktivitas pembelian secara berlebihan, karena rasa panik takut kehabisan stok," kata Denny.
Dalam kesempatan ini pun, lanjut Denny, pihaknya menghimbau masyarakat agar membeli sesuai dengan kebutuhan, jangan berdasarkan nafsu karena takut kehabisan.
--
"Sehingga menumpuk beras. Ini berbahaya bagi kita. Kita pastikan ketersediaan beras aman dan cukup, jadi masyarakat tidak perlu khawatir," imbau Denny.
Lebih lanjut Denny menyampaikan, beberapa harga komoditi pangan memang mengalami kenaikan, seperti halnya daging ayam ras yang sebelumnya Rp 35 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp 40 ribu per kilogram.
BACA JUGA:Siswa SMKS 15 Kota Bengkulu Berpotensi Terkena Dampak PLTU
BACA JUGA: Pemdes Karya Jaya Awali Realisasi DD TA 2024 dengan Penyaluran BLT-DD dan Titik Nol
"Kemudian daging sapi murni sebelumnya Rp 130 ribu, naik menjadi Rp 140 ribu. Untuk cabai merah besar yang sebelumnya Rp 50 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 65 ribu per kilogram," singkat Denny. (kjs)