Faktor Lingkungan Kumuh, 80 Warga Mukomuko Dinyatakan Positif DBD

Terlihat petugas kesehatan saat melakukan fogging untuk membunuh induk nyamuk DBD-Radar Utara/ Wahyudi -

"Petugas juga melakukan penyelidikan epidemiologi di lokasi rumah warga yang ditemukan kasus DBD, pembagian larvasida kepada warga, dan melakukan pengasapan atau fogging massal di rumah warga," ungkapnya.


Terlihat petugas kesehatan saat melakukan fogging untuk membunuh induk nyamuk DBD-Radar Utara/ Wahyudi -

Dari hasil penyelidikan epidemiologi. Petugas menduga, salah satu penyebab banyaknya kasus DBD di daerah ini karena ada beberapa faktor salah satunya lingkungan yang tidak bersih.

Dengan kondisi itu, Dinas Kesehatan juga meminta semua desa menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk DBD di wilayah masing-masing guna mencegah penularan penyakit menular dan mematikan itu.

"Mencegah akan lebih baik sebelum hal buruk terjadi. PSN tersebut meliputi gerakan 3M Plus, yakni menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, dan tempat penampungan air lainnya, menutup dan mengubur benda-benda yang tidak digunakan," jelasnya.

BACA JUGA:Peluang Anak Nelayan Kuliah Gratis Di Sekolah Tinggi Perikanan

BACA JUGA:SUNY Perusahaan Tiongkok di Proyek Abisius Neom di Arab Saudi

Selain itu, sambung Ruli, Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui Dinas Kesehatan bakal melatih seluruh siswa sekolah dasar (SD) untuk mengatasi penyakit demam berdarah dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Sebelum pelatihan dilakukan, Dinkes Mukomuko akan membentuk kader juru pemantau jentik (Jumantik) di sekolah - sekolah dasar.

"Pembentukan kader Jumantik di sekolah dasar, menggunakan surat keputusan (SK) bupati," ungkapnya.

Pemkab Mukomuko membentuk kader Jumantik di sekolah, selain untuk mengatasi jentik nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD di sekolah sekaligus mengajarkan siswa untuk mengatasi jentik nyamuk di rumahnya. Sebab nanti seluruh kader Jumantik sekolah akan diberi pelatihan guna memberikan pengetahuan sejak dini tentang cara mengatasi jentik nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD.

BACA JUGA:Satgas TMMD Kejar Target Tuntaskan Pengoralan Jalan dan Rehabilitasi Masjid di Lubuk Talang

BACA JUGA:Hadapi Puasa Ramadhan, Pemkab Gelar Pasar Murah

"Kami akan terus membentuk kader Jumantik serta melakukan berbagai upaya seperti pengasapan di lokasi yang ditemukan kasus, termasuk melakukan penyelidikan epidemologi (PE)," ujarnya.

Upaya mencegah penyebaran penyakit DBD dengan cara pengasapan di lokasi yang ditemukan kasus DBD, tidak efektif apabila dilakukan terus-menerus karena dapat menyebabkan nyamuk menjadi kebal. Sehingga ia melalui puskesmas rutin mengajak warga melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) guna mencegah DBD di lingkungan masing-masing.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan