Musim Hujan, Dinkes Mukomuko Ingatkan Ancaman DBD

Terlihat petugas saat melakukan fogging untuk membunuh induk nyamuk DBD-Radar Utara/ Wahyudi -

MUKOMUKO, RADARUTARA.BACAKORAN.CO – Ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali membayangi masyarakat Kabupaten Mukomuko seiring meningkatnya intensitas curah hujan dalam beberapa waktu terakhir.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko terus mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak lengah terhadap potensi penyebaran penyakit mematikan tersebut.

Musim penghujan yang kini melanda hampir seluruh wilayah Mukomuko dinilai sangat rawan memicu berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penularan DBD.

Genangan air yang muncul di lingkungan permukiman warga, mulai dari selokan, wadah penampung air, hingga barang-barang bekas yang dibiarkan terbuka, menjadi tempat ideal bagi nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak.

BACA JUGA:Kasus DBD Muncul, Dinkes Mukomuko Perintahkan PSN Jadi Gerakan Wajib Warga

BACA JUGA:Kasus DBD Kecamatan MSS Meningkat, Puskesmas Suka Makmur Fogging dan PSN

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Jajat Sudrajat, SKM, menegaskan bahwa kondisi ini tidak boleh dianggap sepele. Berdasarkan data Dinkes Mukomuko, sepanjang November 2025 lalu tercatat sebanyak 17 warga dinyatakan positif terjangkit DBD. Angka tersebut menjadi sinyal peringatan dini bahwa penularan DBD nyata dan bisa meningkat jika tidak diantisipasi secara serius.

“Cuaca saat ini sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk DBD. Karena itu kami mengimbau masyarakat untuk benar-benar waspada dan aktif melakukan pencegahan sejak dari lingkungan rumah masing-masing,” ingatnya.

Ia menekankan, pencegahan DBD tidak bisa hanya mengandalkan upaya pemerintah atau tenaga kesehatan semata. Peran aktif masyarakat menjadi kunci utama dalam memutus mata rantai penularan. Langkah paling efektif adalah dengan rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, serta mengubur atau memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang berpotensi menampung air hujan.

Selain itu, masyarakat juga diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala awal DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri otot, hingga munculnya bintik merah pada kulit. Deteksi dan penanganan dini dinilai sangat penting untuk menekan risiko komplikasi yang bisa berujung fatal.

BACA JUGA:Selama Oktober, Delapan Kasus DBD Terdeteksi di Mukomuko

BACA JUGA:Kasus DBD di Mukomuko Bertambah, Warga Diminta Jaga Kebersihan

Pihaknya juga memastikan akan terus melakukan pemantauan dan langkah antisipatif di lapangan. Namun demikian, Jajat menegaskan bahwa keberhasilan pencegahan DBD sangat bergantung pada kesadaran kolektif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

“DBD adalah ancaman nyata, terutama di musim hujan. Jangan menunggu sampai ada korban. Pencegahan harus dimulai sekarang, dari rumah kita sendiri,” pungkasnya. (rel)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan