Aksi Buang Sampah Sembarangan, Kesadaran Masyarakat Rendah

Aksi Buang Sampah Sembarangan, Kesadaran Masyarakat Rendah -Radar Utara / Benny Siswanto-
Mengusung hastag: #BREAKFORMPLASTIC, jaringan gerakan aksi sosial (BFP), baru-baru ini menerbitkan laporan hasil brand audit.
Investigasi itu dilakukan sepanjang awal Triwulan Keempat Tahun 2023 hingga Awal medio Triwulan Pertama Tahun 2024.
BACA JUGA:Geram! Buang Sampah di Area Jalur 2, Pemdes Bakal Terapkan Denda Rp 2 Juta
BACA JUGA:Kebersihan Lingkungan Harus Didukung Kesadaran Masyarakat : Jangan Buang Sampah Sembarangan
Beberapa organisasi pecinta lingkungan tergabung dalam audit brand ini. Beberapa diantaranya sebut saja seperti greenpeace hingga Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi, terlibat di dalamnya.
Laporan brand audit saset ini melibatkan 25 organisasi pada 4 negara di Asia itu, melihat persebaran penjualan kemasan saset.
Petaka lingkungan, turut muncul sebagai kekhawatiran pada areal yang kian dekat dengan kita. Hasil riset itu, menunjukkan persebaran penjualan kemasan saset sebagian besar ada di negara-negara Asia.
Bahkan, untuk Asia Tenggara sendiri, diklaim dari laporan itu bahwa, konsumsi saset hampir mencapai separuh dari pangsa global.
BACA JUGA:Dana Pengelolaan Sampah di Mukomuko Rp1,3 Miliar
BACA JUGA:DLH Komitmen Kurangi Sampah di Mukomuko
Turut diproyeksikan, sekaligus bisa menjadi early warning bersama, pangsa saset global dengan rujukan saset terjual hingga 2027, bisa mencapai angka 1,3 triliun saset saban tahunnya.
Lantas apa saja 5 perusahaan yang paling berkontribusi sebagai penyumbang sampah saset terbesar di Indonesia itu?
Dijabar oleh Branded : The Sachet Scourge in Asia 2024, 5 perusahaan yang menjadi penyokong produksi sampah pastik itu adalah Wings dengan 1.251 sachet;
Selanjutnya Salim Group dengan 672 sachet; disusul lagi dengan Mayora dengan 629 sachet; Unilever dengan 603 sachet serta PT Santos Jasa Abadi Perfetti dengan 454 sachet. (**)