Belajar dari Sang Gagak

Heri Haliling-Heri Haliling/Dok Radar Utara-

"Iya benar. Lihat teman-teman warna bulunya sangat indah. Ada hijau, kuning, dan biru. Kerennn" sahut Burung Dara kagum.

Burung Nuri merasa sangat bangga. Dia lalu merentangkan sayapnya dan bertambah cerahlah manakala warna-warni bulu itu seolah bersinar.

Tentu saja tepuk tangan makin membahana. 

"Selanjutnya siapa hayo?" tanya Bu Guru Elang.

Semua burung berebut ingin tampil dan memamerkan kelebihan dirinya, kecuali Gagak dan Burung Hantu. Singkat waktu Nuri, Kakatua, Dara, dan Merpati telah memperkenalkan diri diiringi tepuk tangan yang megah. 

BACA JUGA:Belenggu Sistem

BACA JUGA:Cecep Ingin Menjadi Kaya

Burung Gagak dan Burung Hantu merasa malu untuk tampil. Melihat dua siswanya sedang tidak percaya diri, Bu Guru Elang lalu meyakinkan dan menyemangati. Tapi baru setengah kalimat, Burung Dara tiba-tiba menceletuk:

"Memang Gagak tidak ada istimewanya, Bu Guru. Suruh pergi saja. Apalagi Burung Hantu yang suka bawa sial."

"Wakwak...Benar itu Bu Guru. Jangan beri mereka tempat di sini. Suruh sekolah lain dengan cabak atau kedasih. Di sini sekolah burung yang indah, pintar, dan merdu. Gak seperti kalian berdua sudah buruk rupa, suaranya parau lagi. Aduhhh jelek!!!!?" tambahi Kakatua.

Menyaksikan itu, Burung Gagak dan Hantu tentu bersedih hatinya. Mereka berduapun berusaha minggir dan menjauh. Akan tetapi langkah keduanya segera dihentikan Bu Guru Elang.

"Siswa sekalian" kata Bu Guru Elang sambil menahan Gagak dan Burung Hantu. "Kalian tidak boleh saling mengejek atau berlaku sombong ya. Semua makhluk itu mempunyai kekurangan juga kelebihan."

BACA JUGA:Ibu, Pematang Sawah dan Cerita Seorang Gadis

BACA JUGA:Dendam

"Tapi tidak untuk mereka berdua Bu Guru. Gagak dan Hantu itu tak punya bakat apapun. Coba minta mereka bernyanyi. Pasti banyak yang mendengar akan sakit telinga."

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan