Inyiak Balang: Kisah Sakral Harimau Sumatera dalam Tradisi Minangkabau

Inyiak Balang: Kisah Sakral Harimau Sumatera dalam Tradisi Minangkabau-Foto: Instagram/@zoossa-
Mereka yang tinggal dekat hutan memahami pola pergerakan harimau melalui 'pinteh' atau rute tetap yang digunakan harimau melintasi kampung, dan menggunakan pengetahuan ini dalam menentukan lokasi pembangunan rumah.
"Harimau memiliki kepekaan luar biasa terhadap perubahan alam.
Kehadirannya bukan ancaman, melainkan pertanda akan terjadinya sesuatu," jelas Datuk Rajo Pangulu, pemuka adat Minangkabau.
BACA JUGA:Ilmu Leak Bali: Antara Mitos dan Realitas Spiritual
BACA JUGA:Mengungkap Mitos dan Sejarah dari Kuliner Ikan Baung Asap
Sayangnya, nilai sakral Inyiak Balang kini mulai memudar.
Berdasarkan data BKSDA Sumatera Barat, tercatat 30 kasus konflik manusia-harimau di lima wilayah antara 2018-2021.
Kondisi ini mendorong BKSDA Sumatera Barat menginisiasi program Nagari Ramah Harimau sejak 2022, berupaya menghidupkan kembali nilai-nilai penghormatan terhadap Inyiak Balang.
Dr. Aminah Lubis, antropolog dari Universitas Andalas, menekankan pentingnya melestarikan tradisi Inyiak Balang.
"Kepercayaan ini bukan sekadar mitos, melainkan kearifan lokal yang berkontribusi pada pelestarian harimau Sumatera dan keseimbangan ekosistem," ujarnya.
BACA JUGA:Fenomena Ular Berkepala Dua di Tengah Erupsi Gunung Lewotobi: Antara Mitos dan Realita
BACA JUGA:Ternyata Bukan Sekedar Mitos Belaka ! Kenali Berbagai Bahaya, Jika Langsung Tidur Sehabis Makan
Upaya menghidupkan kembali tradisi Inyiak Balang menjadi langkah kritis dalam pelestarian harimau Sumatera.
Melalui pemhaman dan penghormatan terhadap nilai-nilai tradisional ini, diharapkan konflik antara manusia dan harimau dapat berkurang, membuka jalan bagi koeksistensi yang lebih harmonis antara manusia dan alam. (*)