Mengungkap Mitos dan Sejarah dari Kuliner Ikan Baung Asap

Ikan Baung Asap-rimbanusa.id-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Dari banyak kuliner ikan asap di seluruh Indonesia, nama ini mungkin sedikit asing bagi anda yang tinggal di daerah pulau jawa yaitu "Baung Asap".

Tetapi di masyarakat kalimantan khususnya kutai kartanegara, ikan baung asap menjadi kekayaan kuliner yang melegenda.

Tak hanya tentang kelezatannya saja tetapi juga mitos-mitos yang mengiringinya.

Masih sekerabat dengan ikan lele dan juga berkumis, ikan baung sendiri dikenal dengan berbagai nama, di betawi disebut bawon, masyarakat sunda menyebutnya sebagai bebeong sementara di jawa dipanggil beong.

BACA JUGA:Fenomena Ular Berkepala Dua di Tengah Erupsi Gunung Lewotobi: Antara Mitos dan Realita

BACA JUGA:Ternyata Bukan Sekedar Mitos Belaka ! Kenali Berbagai Bahaya, Jika Langsung Tidur Sehabis Makan

Menyebar luas dari india, cina hingga sampai asia tenggara, ikan ini menjadi salah satu sumber protein yang handal.

Olahannya pun bermacam-macam, dari olahan asam pedas sampai pindang baung. Tetapi di tenggarong kutai, ikan baung biasanya diolah menjadi ikan asap.

Dalam kebiasaan masyarakat kutai, ada dua cara pengolahan baung asap yaitu hombong yang berarti ikan asap setengah matang dan salai untuk proses pengawetan yang lebih lama.

Masing-masing memiliki waktu pengasapan yang berbeda. Rombong setidaknya membutuhkan waktu 5 jam pengasapan, sedangkan salai bisa mencapai 12 jam pengasapan.

BACA JUGA:3 Mitos Daun Kelor yang Sering Dikaitkan dengan Hal Mistis

BACA JUGA:Legenda Gunung Raung dan Misteri Jalur Setan: Mitos dari Banyuwangi

Untuk mendapatkan kelembutan serta kematangan yang pas, pada saat pengasapan ikan baung tidak boleh terkena api sama sekali.

Metode pengasapan hombong biasanya dipakai ketika ikan akan diolah lebih  lanjut menjadi sayur asem ataupun asem pedas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan