Pengelolaan Air Minum Isi Ulang Diawasi Ketat Petugas Kesehatan

Kepala Dinas Kesehatan. Bustamw Bustomo, SKM-Radar Utara/ Wahyudi -
MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko menyatakan.
Hingga sekarang ini, telah menurunkan sejumlah petugas kesehatan untuk melakukan pengawasan secara ketat terhadap pengelolaan usaha depot air minum isi ulang yang ada di daerah ini.
Pengawasan itu untuk memastikan, air galon yang dipasarkan oleh pengusaha depot layak dikonsumsi masyarakat.
Kepala Dinkes Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo, SKM ketika dikonfirmasi menegaskan. Jumlah usaha depot air minum yang masuk dalam pengawasanya sebanyak 86 depot.
BACA JUGA:Petugas Kesehatan Perketat Awasi Depot Air Minum di Mukomuko
BACA JUGA:Draf Pergub Penetapan Tarif Air Minum Disusun
Dari jumlah itu, lebih 60 depot sudah dilakukan pegecekan dan pengambilan sample air untuk dilakukan uji laboratorium.
Hasil uji lebnya, seluruhnya dinyatakan layak konsumsi. Jadi masyarakat tidak usah khawatir soal kualitas air galon yang dijual oleh puluhan usaha isi ulang air galon ini.
“Depot air galon isi ulang yang belum dicek, rencananya akan kita lakukan pengecekan dalam waktu dekat. Mudah – mudahan saja, dari hasil pengecekan nanti tidak ditemukan hal-hal yang tidak kita harapkan,” harapnya.
Ia juga menerangkan, terkait bahan baku air yang dimanfaatkan oleh puluhan usaha depot air minum yang beroperasi di kabupaten Mukomuko, rata-rata mereka memanfaatkan bahan baku air yang bersumber dari air sumur bor. Sebab air sumur bor, kualitasnya diyakini lebih terjamin ketimbang memanfaatkan air sungai meski diambil dari hulu. Selain sumur bor, ada juga sebagian dari mereka mengambil bahan baku dari sumur galian.
BACA JUGA:Dinas Kesehatan Segera Lakukan Surveilans Kualitas Air Minum Rumah Tangga
BACA JUGA:Kolaborasi Pemerintah dan Swasta untuk Akses Air Minum Bersih di 2045
“Ada yang memanfaatkan air sumur galian, tetapi tidak banyak. Karena kalau pas musim kemarau, air sumur galian mereka kering. Makanya para pengusaha ini lebih banyak memanfaatkan air sumur bor,” terangnya.
Saat ini, sambung Bustam, masih ada beberapa warga di daerah ini mengajukan rekomendasi untuk membuka usaha depot air minum. Rekomendasi yang mereka ajukan, belum ia keluarkan lantaran petugas kesehatan belum turun mengecek kondisi real di lapangan.