Selasa, 15 Apr 2025
Network
Beranda
Berita Utama
Daerah
Metropolis
Ragam Info Agro
Ketrina
Tubei
Kepahiang
Mukomuko
Bengkulu Benteng
Nasional
Probis
Gaya Hidup
Perempuan dan Anak
Pojok Sastra dan hiburan
Otomotif
EkToBis
Utas
Travelling
Inspiratif
Lifestyle
Pendidikan dan Kesehatan
Ragam Nusantara
Advetorial
Network
Beranda
Pojok Sastra dan hiburan
Detail Artikel
Penjamah di Tanah Tuah
Reporter:
redaksi
|
Editor:
Ependi
|
Sabtu , 25 Jan 2025 - 20:14
Ilustrasi-Radar Utara-
penjamah di tanah tuah karya heri haliling jika tuan bertandang kedaerah kami, niscaya terkagumlah tuan menyaksikan hijau danau melubangi bumi. jika tuan sempatkan singgah di sekitaran danau itu, mata tuan akan terpesona oleh keasrian sawit yang melebat di tanah adat. kemarilah tuan? duduklah di atas lampau yang telah kami sediakan. tuan saksikan betapa indah penjarahan ini. atmosfer penindasan skala besar-besaran. semua excavator dan bulldozer di hadapan tuan berdan sapenuh kegembiraan. sementara tuan duduk dan menikmati secuil hidangan yang tersisa dari hutan, izinkan kami untuk berjuang sekalilagi. "semua petisi dan ajuan penggugatan atas klaim pt sinergi cahya makmur (scm) itu ditolak bupati bahkan tak memperoleh dukungan dari dprd. kami punya sk tentang luas lahan produktif, biarkan kami kerja sesuai juknis, ampoy narang." baca juga:perempuan penggenggam pasir baca juga:sungai yang meminta kedatangan ku akui, kisaran 30 orang yang mengenakan seragam biru itu sebagian besar nya adalah orang berpendidikan. semua sesuai jalur dengan otoritas yang sah. otonomi daerah takakan berpihak pada kami yang hanya mengais hidup dari ramahnya hutan. dua hari ini para pakar geologi itu sudah tancapkan taring dan cakarnya di tanah leluhurku. "hidupmati kami ada di segenggam tanah ini. sudah jelas itu jawaban. tiga tahun lalu pernah kukoarkan ini di kantor bupati. kami dapat respon baik, tertulis dalam salinan kertas ini!" kataku memperlihatkan sebuah lembaran. robi yang bekerja sebagai askep manager melipat kedua lengannya sambil menggeleng. baca juga:rubik hati naras baca juga:sesuatu dalam mahkotanya "itu kopian sk luas lahan yang ditandatangani plt. bupati. kini telah berganti dengan bupati baru. dari pemetaan awal memang luaslahan pt scm hanya sekitar 420.000 hektare. setelah dilakukan pengulangan ditemukan luas lahan pemerintah lagi sebanyak 8.000 hektare. bukankah telah kalian terima sendiri salinannya minggu lalu?" dehen djata maju dengan mengencangkan ikat kepala merah. tangan kanannya lalu beringsut turun menyamping. sebuah mandau berhulu tunggur dari akar ulin siap dicabut. ia merapatkan diri denganku. "takguna semua, narang. musyawarah hanya untuk manusia yang ada nurani, sedangkan mereka telah buta oleh benda." lembayung kelabu merintihkan gerimis kepada kami. angin perlawanan menepuki pipi juga telinga. dari rupa buruan yang kupandang, logikaku berontak untuk putuskan perang. baca juga:celurit matrah baca juga:defisit kebudayaan: sastra dalam bayangan pasar dan prinsip 5w-1h dehen djata membaca mimicku lalu menyeringai seperti tak setuju. "buka isi kepalamu, narang. maling-maling itu piawai berkelebat dalam hukum. putuskan langsung atau bukan hanya patok itu yang tumbang. akh!! sudahlah! biarku penggal satu untuk peringatan dan tebusdosa!" aku berteriak memberhentikan langkah dehen yang maju dengan mata nyalang. aku masih menghormati arti manusia dalam petuah tetua adat. meski banyak kaumku menganggap kulemah. aku tetap hargai warisan itu. kecuali satu hal, jika ujung jari excavator itu mulai sentuh patok makam adat! sungguhku cencang mereka tanpa sisa. sorak sorai lalu pecah dari kedua kubu manakala aku menangkap dan menahan perut dehen djata. "sudah, pak robi. kasih bunting mereka punya tangan!" teriak satu orang sekuriti memantik. baca juga:kembali ke laut baca juga:ibu sambung siang ini semuanya memang telah bersiap dengan senjata. sudah terlalu lama memendam bara. pelarangan pemberondolan dengan tindakan sewenang-wenang, banjir yang dating saat penghujan, dan petaka dari limbah janjangan itu; oh sang hyang, bayi-bayi ispa, muda tua disentri, dan babi kami pun binasa oleh penyakit yang terbawa janjangan jahanam itu. lantas apa? penggerusan tetap melebar dan makin berani. "kalian minggir. kami berjanji akan ada kopensasi dari pihak perusahaan. kalian bias berkebun di lahan plasma. bibit palawija dan ternak sapi kami sediakan. hak guna lahan, ambillah." sekarang merekalontarkan pertukaran. bagaimana mungkin lebih dari seribu hectare tanah moyang kami yang diambil dan ditanami sawit itu dijadikan satu kesepakatan. berapa tahun tanaman akan hidup jika bersaing dengan bibit sawit? sapi? sungguh tak masuk akal yang mereka berikan itu dengan makanan tersedia tak lebih dari sepah dan duri. baca juga:fatamorgana bravia manjia baca juga:lelanange jagad meringkuk di kosan "leluhur kami tanamkan kebajikan antar alam dan sesame insan. ku mohon stop sampai di sini. kalian telah memiliki luas lahan produktif. biarkan kami hidup dalam budaya dan corak adat" kataku merendah. tiba-tiba terdengar sirine. tiga mobil barakuda tampak terseok-seok menapaki jalan hauling pada sisikanan pihak perusahaan. tak lama turunlah kisaran 10 anggota berseragam biru gelap dengan tentengan senjata laras panjangnya. aku menggeleng. tak heran dengan keadaan di depanku. puluhan kabar telah kami dengar dari saudaraku di daerah lain. apakah akan sama? aku coba tawarkan mediasi kembali sebagai bentuk tata kramaku pada negeri. "anda saksikan di sana, tuan petugas" tunjukku pada satu tempat, "blontang, aneka kembang, dupa, dan sesembahan di dekat makam itu adalah symbol ketaatan kami pada leluhur. puluhan bahkan ratusan tahun pendahulu kami pun demikian. perusahaan dating sebagai perwakilan pemerintah kami sambut dengan baik. kalian hadir sebagai penengah kami terbuka dan sedia. untuk kali ini petugas, bersikaplah bijak. kami tak niatkan harta apalagi tahta. hanya budaya leluhur yang kami gaung dan perjuangkan." baca juga:perempuan penggenggam pasir baca juga:sungai yang meminta kedatangan satu petugas yang ku rasa adalah pimpinan maju ketengah. "saudaraku, narang. kedatangan kami sungguh sebagai jembatan perseteruan ini. harapan kami adalah merangkul agar kita tetap damai dalam satu kesatuan di bumi pertiwi. makam itu bias kita pindahkan. itulah yang kami desak kepada petinggi sebagai sebuah jalan keluar selain gantirugi." dehen djata meludah mendengarkan itu. tak beda dengan yang lain. watak dehen yang cenderung enggan basa-basi itu sebenarnya aku kurang setuju. "memindahkan makam leluhur hanya akan hasilkan bala. sekarang kalian di sini. giring mereka pulang, tuan petugas"serunya. sang pimpinan berbalik disambut oleh robi yang menyonsongnya. beberapa dialog rendah terjadi di sana. kami tak dapat mendengar. tapi ku tahu pasti petugas-petugas ini akan membela kami. baca juga:rubik hati naras baca juga:sesuatu dalam mahkotanya gerimis masih berjatuhan. aku mengelap wajah terus memandang. tak lama sang pimpinan segera kembali menghadapkan wajahnya ke kami. "saudaraku. dengan wewenang pusat sungguh hanya itu yang bisa kami ajukan. ayo kita pikirkan masa depan generasi kalian. robi menyarankan kepada manager perusahaan untuk ditambahkan ganti rugi agar kalian bias tinggal di tempat yang layak. manager setuju. biarkan mereka lewat." "oh, benar dugaan ku dariawal. memang pencuri itu tak hanya inginkan makam, tapi tanah kelahiran!" dehen djata hunuskan mandaunya. aku terkesiap. suasana mendidih dalam siraman gerimis yang telah pekat jadi hujan. sorakan kembali berbalas-balasan. dua kubu mulai maju. petugas akhirnya beri tembakan peringatan. baca juga:celurit matrah baca juga:defisit kebudayaan: sastra dalam bayangan pasar dan prinsip 5w-1h "jangan ada tindakan di luar batas. simpan parang itu atau kalian kami tahan!!!" sergah petugas dan mulai membagi tim untuk membuat pagar. tiba-tiba dari arah belakang kelompok perusahaan, excavator dan bulldozer mulai meraung. seolahnya lang dan merapat ke kami, dua alat berat itu mulai menjamah makam. "hoyyy!!!! apa yang kau perbuat, bedebah!" pekik dehen djata dengan dada naik turun. aku pun membelalak tak percaya. sigap, tanganku lekas mengambil bungkusan mangkuk jaranang. ku keluarkan segera beras kuning dengan kunyahan daun. mulutku segera merapal. beras kuhambur kelangit, setengahnya kuhantamkan ketubuh kelompokku. "hentikan! hentikan semuanya! ku mohon tetap kondusif!" dor!!!dor!!! baca juga:kembali ke laut baca juga:ibu sambung terus tembakan peringatan berbunyi melubangi udara di langit. seolah tak peduli, mesin jadah itu terus merangsek. satu blontang akhirnya rubuh tergerus alat beriringan dengan tubuh saudara-saudaraku yang mulai bergetar kuat. mata mereka sekejap memutih. sumpah darah! manakala sesiur angin menerpa barisan, dengan berang kami adalah murka kepakan enggang. *** selesai*** bionarasi heri haliling merupakan nama pena dari heri surahman seorang guru di sman 2 jorong. lahir di kapuas, 17 agustus 1990 karya-karya yang telah ia telurkan antara lain: baca juga:fatamorgana bravia manjia baca juga:lelanange jagad meringkuk di kosan 1. novlet rumah remah remang (j-maestro, 2024) 2. novel perempuan penjemput subuh (juara 2 sayembara novel guru dan dosen; aksara pustaka media, 2024) nama fb : heri surahman ig : heri_haliling email : heri.surahman17@gmail.com
1
2
3
4
»
Last
Tag
# penjamah di tanah tuah
# cerpen terbaru
# cerpen kehidupan
# karya tulis
# cerita pendek
# cerpen
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi RADAR UTARA, 26 JANUARI 2025
Berita Terkini
Rahasia Dibalik Kokokan Ayam di Malam Hari, Tanda Keberuntungan atau Pertanda Bahaya?
Ragam Nusantara
2 jam
7 Ciri Seseorang yang Sudah Mencapai Puncak Spiritual yang Tinggi, Apakah Ada Pada Dirimu?
Ragam Nusantara
2 jam
Mau Bisnis Online? Cek Dana yang Bisa Kamu Gunakan Buat Digitalisasi
Inspiratif
2 jam
Wajib Anda Coba! Ini 7 Khasiat dari Rutin Mengkonsumsi Air Rebusan Jahe dan Kunyit Serta Efek Sampingnya
Lifestyle
3 jam
Jangan Sampai Salah! Begini 6 Cara untuk Membersihkan Telinga yang Benar
Lifestyle
3 jam
Berita Terpopuler
10 Siswa Terbaik SMKN 05 Bengkulu Utara Diberangkatkan untuk Magang & Bekerja ke Jepang
Ketrina
16 jam
Pedagang Pasar Purwodadi Geruduk Pemda, Pembagian Kios Ada Main Mata?
Berita Utama
18 jam
Kantor Sepi, Pejabat Ikut Halal Bihalal Bupati Keliling Kecamatan
Mukomuko
16 jam
Tiba di Bengkulu, Rohidin Mersyah CS Ditahan Terpisah
Berita Utama
6 jam
BPD Tindaklanjuti Tuntutan Warga Soal Desakan Kades Bandar Jaya Mundur
Mukomuko
16 jam
Berita Pilihan
Mengulik 8 Manfaat Kesehatan dari Daun Turi Sebagai Obat Herbal
Lifestyle
5 hari
Diduga Ngantuk, Pengemudi Honda Corolla Tabrak Pembatas Jembatan Air Sabu
Ketrina
2 minggu
Breaking News! Tabrak Mobil Parkir, Pengendara Motor Asal Air Sekamanak MD
Berita Utama
1 bulan
Sambut Bulan Ramadhan, Warga Agung Jaya SP6 Gelar Tradisi Nyadran
Mukomuko
1 bulan
Bengkulu Digoyang Gempa, Ini Lokasinya
Berita Utama
1 bulan