Pelayanan Kesehatan Jadi Sorotan, Komisi IV DPRD Isyaratkan Panggil RS
Teuku Zulkarnain, SE-Radar Utara/Doni Aftarizal-
BENGKULU RU - Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu telah mengagendakan Rapat Dengar Pendapatan (RDP), dengan seluruh Rumah Sakit (RS) dan klini di Provinsi Bengkulu.
RDP tersebut dalam rangka menindaklanjuti pelayanan kesehatan yang beberapa waktu terakhir menjadi sorotan, terlebih pasca meninggalnya seorang bayi lantaran disinyalir tidak dilayani sebagaimana mestinya.
Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Teuku Zulkarnain mengatakan, RDP sendiri diagendakan berlangsung Selasa 14 Januari 2025.
"Dalam RDP tersebut, salah satunya untuk mengevaluasi kesiapan fasilitas kesehatan di setiap RS ataupun klinik. Tak bisa kita pungkiri, RDP ini buntut dari meninggalnya bayi di RS karena minimnya fasilitas untuk merawat bayi formatur," ungkap Teuku.
BACA JUGA:Dinas Kesehatan Kerahkan 68 Tenaga Medis ke RS Pratama
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Lunasi Utang Proyek RS Pratama Rp5,8 Miliar
Menurut Teuku, dalam RDP juga pihaknya juga meminta kepastian tanggung jawab RS dalam menangani kasus pasien bayi, terutama bayi formatur yang membutuhkan perawatan intensif.
"Setiap RS yang menerima pasien ibu dan bayi, tentunya harus memiliki fasilitas memadai untuk menangani berbagai kondisi kelahiran yang memerlukan penanganan khusus," tegas Teuku, Senin 13 Januari 2025.
Disisi lain, Teuku menyoroti kasus di RS beberapa waktu lalu, di mana seorang bayi formatur harus dirujuk ke Rumah Sakit M. Yunus, lantaran tidak memiliki ventilator yang diperlukan.
"Mirisnya RS rujukan tersebut, seluruh fasilitas sudah penuh dengan pasien lain. Sehingga bayi tersebut tidak mendapatkan penanganan yang dibutuhkan," sesal Teuku.
BACA JUGA:Dinkes Mukomuko Tambah 1 Mobil Ambulans Untuk RS Pratama
BACA JUGA:Buntut Penolakan Pasien, Dua RS di Bengkulu Diultimatum
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini pun mengkritik keras pola operasional beberapa RS, yang dinilai hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan kesiapan fasilitas.
"Kejadian beberapa waktu lalu tidak bakal terjadi jika RS memiliki sistem, dan lebih bertanggung jawab. RS jangan hanya fokus mengambil keuntungan dari operasi atau layanan persalinan saja," tegas Teuku.