Menjaga Optimisme Pertumbuhan Kredit Nasional

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap menyampaikan keterangan pers terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Rabu (20/11/2024). -ANTARA FOTO/ Dhemas Reviyanto-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Di tengah dinamika ekonomi global yang terus bergejolak, otoritas moneter Indonesia tetap memancarkan optimisme terhadap pertumbuhan kredit nasional.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kredit nasional tumbuh di kisaran 11,13% pada tahun 2025 dan 2026, meningkat dari target tahun ini sebesar 10,12% (year on year/yoy).
Proyeksi ini dilandasi oleh kebijakan Bank Indonesia yang tetap menjaga stabilitas sistem keuangan serta kebijakan makroprudensial yang akomodatif.
Proyeksi pertumbuhan kredit perbankan secara nasional di atas tergambar dari pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 di Gedung BI, Jakarta.
BACA JUGA:Kredit Pegawai : Top Up 6 Bulan, Bank Ini Siapkan Plafon Rp150 Juta
Menurut Perry, kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) akan terus diperkuat. Langkah ini memberikan insentif kepada perbankan melalui pengurangan Giro Wajib Minimum (GWM), dengan fokus pada pembiayaan sektor-sektor prioritas seperti pertanian, perdagangan, industri pengolahan, transportasi, pergudangan, pariwisata, ekonomi kreatif, properti, UMKM, Ultra Mikro (UMi), dan ekonomi hijau.
Jumlah insentif KLM akan ditingkatkan dari Rp259 triliun pada 2024 menjadi Rp283 triliun pada 2025. Hingga saat ini, sebanyak 102 bank telah menerima KLM di atas 3ri Dana Pihak Ketiga (DPK).
Selain itu, kebijakan uang muka kredit 0% tetap diberlakukan untuk kredit properti dan otomotif, guna mendorong pembiayaan di sektor-sektor tersebut.
Di sisi lain, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menyoroti dampak positif dari potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada 2025.
BACA JUGA:Permudah Akses Kredit UMKM dan Tetap Menjaga Risiko NPL, KemenKopUKM Yakin Dengan Penerapan ICS
BACA JUGA:Ini Simulasi Kredit di SPinjam Shopee, Mulai dari 1 Juta Sampe 5 Juta
Langkah tersebut diharapkan dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia.
Penurunan Fed Fund Rate (FFR) yang diikuti dengan penyesuaian BI Rate akan mengurangi cost of fund, sehingga membuka peluang untuk menurunkan suku bunga kredit. Kondisi ini dapat mempercepat pertumbuhan kredit, ungkap Dian.