Bagaimana dengan pasokan air baku? bapak tiga anak ini menilai dari sisi pasokan air yang ada relatif masih sangat mampu untuk menjangkau areal pertanian.
BACA JUGA:Rancang Sawah Tadah Hujan Menjadi Sawah Teknis
BACA JUGA: Sawah Tadah Hujan Kering, Petani di Ipuh Kesulitan Air
"Kalau, jaringan irigasinya baik. Maka, sementara ini kami mengharapkan bantuan mesin pompa. Ini solusi jangka pendek yang diperlukan petani," ujarnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP), Abdul Hadi, melalui Sekretaris, Juita Abadi, saat dikonfirmasi menyampaikan, bantuan mesin pompa dari kementerian memang ada.
"Syaratnya, lebih dulu diajukan oleh kelompok tani setempat. Karena, skema bantuannya berbasis kelompok," ungkapnya, saat dikonfirmasi.
Alat yang ada di daerah? Juita menyampaikan keberadaannya. Hanya, terus dia, jumlahnya sangat terbatas dan sifatnya adalah pinjaman.
"Selain itu, kapasitasnya juga relatif kecil," ungkapnya.
Narahubung Pompanisasi Kementerian Pertanian
Akses irigasi tak mumpuni, menjadi fakta saat ini di sektor pertanian. Tak terkecuali, penetapan titik proyek pengerjaan irigasi di daerah juga perlu dievaluasi.
Disinyalir, lokus proyeknya sebatas menjamah akses-akses yang memudahkan pengerjaan. Praktis, kerusakan-kerusakan jaringan irigasi yang jauh, lambat ditangani. Bahkan, tidak ada penanganan sama sekali.
Kementerian Pertanian @kementerianpertanian, mengabari publik soal program pompanisasi. Langkah ini dilakukan pemerintah, menyikapi kerusakan jaringan irigasi yang tidak mampu menopang kebutuhan areal sawah, namun di kawasan itu memiliki sumber air baku yang belum terhubung.
BACA JUGA:Petani Bengkulu Hadapi Krisis, Edi Tiger: Jual Sawah Demi Pendidikan Anak
BACA JUGA:Kejahatan di Bengkulu Utara Kian Meresahkan, Mesin Bajak Sawah Juga Dimaling