Petani di Kawasan Ini Terancam Tak Bisa Bersawah

Minggu 29 Sep 2024 - 20:09 WIB
Reporter : Benny Siswanto
Editor : Ependi

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Irigasi rusak, terus menjadi ancaman tak sudah kepada petani di Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. 

Kalau sebelumnya, terpantau terjadi di salah satu pusat kawasan pertanian pangan berkelanjutan di wilayah Kemumu dan Tebing Kaning Kecamatan Arma Jaya. 

Teranyar, kasus serupa, terjadi di RT 1 Dusun 1 Desa Sumber Rejo Kecamatan Hulu Palik. Bisa dibilang, luasan sawah di kawasan ini, menjadi salah satu penyangga kantung-kantung pertanian padi yang masih bertahan. 

Wagiman, 45 tahun, kepada RU mengabari soal distribusi air irigasi primer di kawasan ini yang kian hari kian saja tak mumpuni. 

BACA JUGA:Alih Fungsi Sawah, Dipengaruhi Buruknya Distribusi Air Irigasi

BACA JUGA:Asa Besar atas Sawah 3.400 Hektar

Dia mengungkap, jaringan irigasi yang relatif masih memiliki pasokan air baku yang cukup mumpuni, namun tidak mampu menjujug seluruh areal persawahan, lantaran banyaknya titik kerusakan pada jalur irigasinya. 

"Gimana ini, kami saat ini sudah siap tanam. Malah air sama sekali ga nyampek. Padahal bibit sudah siap," ungkapnya, Sabtu, 28 September 2024. 

Hamparan sawah yang sudah dikepung dengan ancaman praktik alih fungsi, adalah fakta yang luasannya terus saja bertambah pada kawasan pertanian di daerah ini. 

Irigasi yang kian saja tak mumpuni, menjangkau kebutuhan air persawahan, merupakan kondisi yang sudah lama terjadi. Dia berharap, pemerintah daerah bahkan pusat dapat memberikan perhatian pemulihan jaringan irigasi yang sudah banyak bocor. 

BACA JUGA:4.675 Hektar Lahan Sawah di Mukomuko Harus Dilindungi

BACA JUGA:Sawah Tadah Hujan Diusulkan Pompa Air

"Kalau sawah sudah ga dapat air, trus petani harus gimana? maka peluang alih fungsi, sulit dihindari," ungkapnya, khawatir. 

Hamparan sawah penghujung, lanjut dia, saban musim tanam dihadapkan dengan keterlambatan mendapatkan pasokan air. Kondisi ini menyebabkan, musim tanam tidak serentak. Rembetannya, musim panen pun tidak serentak. 

"Rembet persoalannya lagi, pengendalian hama, seperti burung juga menjadi persoalan. Karena hamparan sawah yang paling terakhir panen, jelas akan menjadi bulan-bulanan hama," jelasnya mencerita. 

Kategori :