Sebagai salah satu eksportir terbesar di dunia, penurunan ekonomi China dapat menyebabkan berkurangnya permintaan barang-barang dari negara lain.
Banyak negara, terutama yang bergantung pada ekspor ke China, dapat mengalami dampak langsung.
Negara-negara Asia Tenggara, yang memiliki hubungan dagang erat dengan China, kemungkinan besar akan merasakan dampak ini lebih awal.
BACA JUGA:Menangkis Ancaman Krisis Pariwisata dengan Surebro!
BACA JUGA:Krisis Gaza, Bantuan RI ke Palestina Via Mesir
Penurunan permintaan akan mengganggu pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
*Rantai Pasokan yang Terputus
Krisis ekonomi di China juga berpotensi memengaruhi rantai pasokan global.
China berfungsi sebagai pabrik dunia, dan banyak perusahaan internasional mengandalkan produksi di China.
Jika pabrik-pabrik di China tidak dapat beroperasi secara optimal karena masalah keuangan atau penguncian, hal ini akan mengganggu pasokan barang ke seluruh dunia.
Sektor-sektor seperti teknologi, otomotif, dan barang konsumen akan merasakan dampaknya.
BACA JUGA:Inovasi Pertanian Hemat Air, Solusi Efektif di Tengah Krisis Iklim
BACA JUGA:Tak Semua Tahu Batubara Sebabkan Krisis Iklim
*Kenaikan Harga Barang dan Inflasi
Dengan terputusnya rantai pasokan, harga barang di pasar internasional dapat meningkat.
Kenaikan biaya produksi dan pengiriman dapat menyebabkan inflasi di berbagai negara, terutama di negara-negara yang sudah mengalami tekanan inflasi akibat lonjakan harga energi dan makanan.