Masyarakat kini lebih memilih untuk berbelanja secara daring, namun banyak yang lebih selektif dalam pengeluaran mereka.
Sifat konsumsi yang lebih hati-hati ini, yang dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi, menyebabkan penurunan dalam pembelian barang-barang non-esensial.
Hal ini berkontribusi pada menurunnya daya beli secara keseluruhan.
6. Ketidakpastian Ekonomi Global
Ketidakpastian di pasar global, termasuk fluktuasi harga minyak dan ketegangan geopolitik, dapat mempengaruhi ekonomi domestik.
BACA JUGA:2,31 Persen, Inflasi Bengkulu Diklaim Terkendali
BACA JUGA:Turunkan Inflasi, Optimalisasi Kerja Sama Antar Daerah
Kebijakan perdagangan yang berubah dan resesi di negara-negara mitra dagang dapat berdampak pada ekspor dan impor, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketidakpastian ini membuat konsumen ragu untuk mengeluarkan uang untuk pembelian besar, sehingga menambah tekanan pada daya beli.
7. Kurangnya Dukungan Pemerintah
Di beberapa negara, kurangnya dukungan pemerintah dalam bentuk subsidi atau bantuan langsung tunai juga berkontribusi pada penurunan daya beli.
Masyarakat yang berharap mendapatkan bantuan untuk mengatasi tekanan biaya hidup sering kali kecewa ketika bantuan tersebut tidak mencukupi atau tidak ada sama sekali.
Hal ini membuat mereka semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
BACA JUGA:Babak Baru Industri Tembaga Indonesia, Menjadi Tonggak Hilirisasi
BACA JUGA:Memahami Perbedaan Deflasi dan Inflasi Sebagai Dampak dari Perubahan Ekonomi
Daya beli masyarakat di tahun 2024 menghadapi berbagai tantangan yang kompleks.