"Memang seharusnya ada pelatihan dalam pengelolaan pembangkit tersebut, tapi sekarang kita baru menyasar ke mahasiswa dan SMK. Tentu terkait kondisi PLTS ini, menjadi catatan bagi kita," tegas Pebrian.
BACA JUGA:Mengubah Limbah Jagung Menjadi Biomassa untuk Solusi Energi Bersih
BACA JUGA:Percepat Transisi, Indonesia Dorong Perluasan Akses Energi Bersih
Dibagian lain, Teknisi PLTS Kahyapu Pulau Enggano, Siswandi mengaku, telah beberapa kali mengumpulkan sumbangan, untuk mendatangkan teknisi memperbaiki kerusakan pembangkit.
"Kita pun sempat diundang mengikuti pelatihan untuk para pengelola PLTS. Tapi sampai di Kota Bengkulu, kita hanya diajak mengobrol saja. Jadi kita tak punya ilmu pengetahuan yang cukup untuk mengelola PLTS,” singkat Siswandi. (*)