Selain itu, baik itu untuk motor karburator atau injeksi, keduanya perlu mendapat penyesuaian mesin apabila knalpot diganti dengan knalpot racing.
Apalagi untuk motor karburator harus mengubah celah klep dan memperbesar spuyer.
Sedangkan untuk motor injeksi yang menerapkan sistem Electronic Control Unit (ECU) lebih rumit karena setelan awal yang sudah diatur langsung dari pabrik, sehingga kalau mesin mau dioprek, butuh biaya tambahan yang lumayan mahal.
Perbedaan Knalpot Standar dan Aftermarket (racing) Untuk Motor Injeksi
BACA JUGA:Kenapa Motor Matic Saat Ini Lebih Banyak Orang Pilih ? Simak 7 Penjelasannya Dibawah Ini
BACA JUGA:Catat, Inilah 6 Tips Aman Berkendara Motor Dari Suzuki, Jangan Sampai Salah!
Untuk knalpot standar bawaan pabrik, umumnya dilengkapi dengan filter sehingga suaranya terdengar adem dan halus.
Dan juga tenaga mesin yang dihasilkan juga standar karena pabrikan lebih memprioritaskan pada konsumsi bahan bakar agar efisien.
Apalagi Knalpot aftermarket berjenis freeflow membuat tarikan motor menjadi lebih bertenaga dan suara yang dihasilkan pun terdengar garang.
Hal ini karena tidak adanya komponen catalytic didalam saluran knalpot, membuat aliran gas buang menjadi lancar.
Selain itu, tidak timbul pressure back atau tekanan balik dari knalpot ke ruang mesin.
BACA JUGA:Gak Kaleng-kaleng! Ternyata Ini Alasannya Mengapa Motor Vespa Harganya Mahal
BACA JUGA:Ternyata inilah 4 Penyebab Tarikan Pada Motor Matic Honda Terasa Berat, Kenali Penyebab...
Karena back pressure inilah yang membuat performa mesin menjadi kurang maksimal karena seperti menahan gas buang.
Akan tetapi di knalpot aftermarket (racing)desainnya tanpa resistensi, ini membuat proses pendinginan saat overlapping di katup in dan ex terbuka tidak terjadi.
Yang membuat bahan bakar baru yang berfungsi membilas ikut terbuang.