Selain itu, program pemberdayaan aset tidak berwujud juga telah banyak membantu masyarakat dan pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) dalam mengakses layanan keuangan formal.
Inovasi teknologi pada sistem pembayaran seperti QRIS juga sudah mencapai lebih dari 45 juta pengguna dan uang elektronik juga telah digunakan oleh sekitar 156,4 juta pengguna.
Program keuangan digital dan teknologi finansial ini juga menyasar segmen masyarakat yang tinggal di wilayah yang sulit memperoleh layanan keuangan, karena alasan jarak, keterbatasan titik akses layanan keuangan, hambatan administratif maupun biaya.
BACA JUGA:Transaksi QRIS Melonjak, Revolusi Pembayaran Digital di Indonesia
BACA JUGA:Pengguna QRIS Meningkat, Solusi Pembayaran Tanpa Tunai Kian Digemari
Adapun, berbagai program perlindungan sosial yang disalurkan secara nontunai atau e-wallet juga telah meningkatkan inklusi keuangan nasional.
Hal ini ditunjukkan diantaranya melalui Program Keluarga Harapan (PKH) yang disalurkan kepada 9,16 juta keluarga penerima manfaat (KPM), Kartu Prakerja yang telah diterima oleh lebih dari 18 juta penerima manfaat, Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah menjangkau lebih dari 43 juta debitur dengan total penyaluran kredit sebesar Rp449 triliun, Kartu Tani yang telah disalurkan kepada 10,69 juta petani dan KIP Kuliah yang telah disalurkan kepada 666,7 ribu mahasiswa.
BACA JUGA:Peran QRIS Bagi Pemulihan Ekonomi
BACA JUGA:Mulai 17 November 2023, QRIS Bisa Dipakai Belanja di Singapura
Di samping itu, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Nontunai serta Program Transaksi Nontunai pada layanan pemerintah juga telah terbukti mendukung inklusi keuangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Menurut rencana, pemerintah akan kembali mensurvei seluruh produk keuangan, tak hanya yang berada dalam pengawasan OJK, melainkan juga program pemerintah lainnya.
Hal itu mengingat semakin banyak program layanan pemerintah yang menggunakan aneka platform keuangan. Jumlahnya juga terus meningkat dari tahun ke tahun.
BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Hijau Sebagai Investasi Berkelanjutan yang Mendorong Inovasi Sektor Energi
BACA JUGA:Reformasi Ekonomi Negara Berkembang: Tantangan, Peluang dan Kesempatan
Satu hal, perlindungan konsumen serta dukungan kebijakan dan regulasi juga terus diperkuat untuk memastikan masyarakat dapat menikmati layanan keuangan berkualitas.
Kendati tingkat inklusi keuangan telah menunjukkan pencapaian target secara nasional, pemerintah perlu mengambil langkah untuk memangkas berbagai tantangan ke depannya seperti pengurangan kesenjangan tingkat inklusi keuangan dengan tingkat literasi, pengurangan disparitas antardaerah dan antarkelompok sosial-ekonomi. (*)