Transaksi QRIS Melonjak, Revolusi Pembayaran Digital di Indonesia
Pembeli membayar menggunakan QRIS saat membeli kopi di cafe Sudut Hati di Ternate, Maluku Utara.-ANTARA FOTO/ Andri Saputra-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Bank Indonesia (BI) menyatakan transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dalam setahun terakhir, yakni mencapai 226,54 persen.
“Transaksi QRIS tumbuh 226,54 persen year on year (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 50,50 juta dan jumlah merchant 32,71 juta,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta.
Kendati QRIS melonjak tajam, BI mendapati transaksi ATM/D dan kartu kredit justru mengalami penurunan. Transaksi pembayaran yang menggunakan kartu ATM/D turun 8,42 persen yoy menjadi 1.759,92 juta transaksi. Sementara transaksi kartu kredit tumbuh 20,92 persen yoy mencapai 114,31 juta transaksi.
Sedangkan, transaksi digital lainnya juga mengalami peningkatan. Dari sisi nilai besar, transaksi Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) meningkat 13,42 persen yoy, sehingga mencapai Rp42.008,08 triliun.
BACA JUGA:Optimisme Pasar Modal Indonesia, Strategi Pemerintah Pulihkan IHSG
BACA JUGA:Benarkah Bakal Jadi Pengganti Leptop? Berikut 5 Rekomendasi Tablet Canggih Terbaru 2024
Dari sisi ritel, volume transaksi BI-FAST tumbuh positif 67,79 persen yoy mencapai 785,95 juta transaksi. Transaksi digital banking tercatat sebanyak 5.363,00 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,49 persen yoy.
Sedangkan transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 39,42 persen yoy mencapai 3.958,53 juta transaksi.
Adapun dari sisi pengelolaan uang rupiah, BI melaporkan jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 6,61 persen yoy menjadi Rp1.057,8 triliun.
“Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada triwulan II-2024 tetap kuat, didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal,” ujar Perry.
BACA JUGA: Industri Kerajinan Tangan Indonesia Menembus Pasar Internasional
BACA JUGA:Jangan Keburu Panik !! Inilah Tips Mengatasi Hardisk Yang Tidak Terbaca di Leptop..
Perry memastikan, BI terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Untuk sistem pembayaran, kebijakan diarahkan untuk memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran.