RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Evaluasi pada sektor pertanian di Kabupaten Bengkulu Utara (BU), harus menjadi prioritas daerah.
Khususnya, soal manajemen atau tata kelola pertanian secara komprehensif. Di tengah deras areal kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang terus menciut. Produksi padi juga terus menurun. Periode Juli 2024, angkanya anjlok hingga 915 ton.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Bengkulu Utara, Abdul Hadi, ketika dibincangi soal ini menjelaskan 2 faktor yang menyebabkan menurunnya produksi padi di daerah.
"Secara angka, membandingkan Juli 2024 dan Juli 2023, terjadi penurunan produksi padi 915 ton," ungkapnya saat dijumpai wartawan, Rabu, 28 Agustus 2024.
BACA JUGA:Petani Karya Jaya Optimis, Produksi Padi Musim Kedua Tahun Ini, Tetap Terpenuhi
BACA JUGA:Transformasi Sekam Padi dan Abu Kelapa Sawit, dari Limbah Jadi Emas Hijau
Dijabarkan Abdul Hadi, hasil hitungan pihaknya periode Juli tahun berjalan, tingkat produksi padi di daerah ini sebanyak 13.508 ton.
Sedangkan produktivitas padi di daerah pada periode Juli tahun 2023, mencapai 14.423 ton. Kondisi ini jelas ada musababnya, terus Abdul Hadi menjelas.
"Penyebabnya akibat pengaruh musim kemarau dan adanya perbaikan jaringan irigasi yang jebol," beber Abdul Hadi, menyusuli penyebab anjlok produksi padi di daerah.
Kondisi alam dan pengaruh teknis infrastruktur, terus Abdul Hadi, disikapi dengan langkah improvisasi daerah untuk menjaga produktivitas lahan sawah di daerah, seperti pemberian bibit palawija gratis kepada petani.
BACA JUGA:Penundaan Pengeringan Irigasi Tidak Pengaruhi Jadwal Tanam Padi Sawah
BACA JUGA:Tak Bisa Produksi Padi Musim Tanam Kedua, Kemarau Mulai Mengancam
Selain itu, praktik alih fungsi tanaman juga membayangi produktivitas pertanian padi di daerah. Petani di daerah juga ditengarai bermigrasi tanaman dari padi menjadi tanaman pepaya jenis calina atau yang populer disebut pepaya california itu. Konon, tanaman itu lebih menjanjikan dari sisi harga pascapanen.
Catatan RU, gerusan alih fungsi sawah yang diduga dipengaruhi kuat oleh perizinan pertambangan sampai dengan lainnya, seperti permukiman hingga perkebunan, menyebabkan kantung-kantung pangan di Kabupaten Bengkulu Utara (BU) kian menciut.
Musabab-musabanya turut diungkap dalam rancang bangun Perda Nomor 1 Tahun 2023 Kabupaten Bengkulu tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).