BACA JUGA:ULAR BERWUJUD MANUSIA
BACA JUGA:JODOHMU ADALAH SIAPA DIRIMU
Kali ini Citra kalah, perasaannya memang tidak bisa dibohongi. Dia suka saat dekat dengan Samudra. Dia cemburu kalau Samudra bersama dengan orang lain.
“Jadi, kita nikmati saja ya Ci kedekatannya ini, usai KKN akan jadi seperti apa kita, itu urusan belakangan,” ucap Samudra dengan nada pasrah.
Bohong kalau Citra nggak kecewa dengan keputusan menggantung. Tapi apa boleh buat, rasa cinta yang masih ada sejak tiga tahun lalu mengalahkan akal sehatnya. Citra menangis, tak mampu menahan air mata yang menyeruak.
“Jangan nangis Ci, aku takut disangka jahatin kamu,” ucap Samudra panik.
“Memang,” Citra tak mau kalah.
“Sudah Ci, sudah,” Samudra mencoba menenangkan.
BACA JUGA:DEBAT ORANG-ORANG BISU
BACA JUGA:POHON JAMBU WARISAN SI MBAH
Samudra menggenggam tangan Citra, manik matanya tak lepas dari wajah Citra yang saat ini menangis, ingin sekali merengkuhnya.
Namun Samudra tak kuasa melakukannya, ia hanya bisa menenangkan tanpa memberi jawaban. Sedangkan Citra sadar diri, kesempatan kedua yang dia harapkan bisa berakhir baik, justru menggantung seperti ini.
Terkadang ilusi yang dibuat sendiri akan lebih parah menyakiti hati sendiri. Citra tak habis pikir, bagaimana bisa dia terbelenggu pada perasaan yang tak pasti.
Hatinya berusaha tabah, tak mau memaksa cinta. Dia berhak memilih, mau menghindari Samudra atau membiarkan jatuh cinta semakin dalam kepadanya.
BACA JUGA:Kotak Rahasia Jessy
BACA JUGA:BAGAIMANA AGAR LANGIT TAK RETAK