RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Bagi anda penyuka makanan laut, khususnya ikan, kini waktunya untuk berselancar memburu kesukaan.
Saat ini, adalah masa yang nyaris 6 bulan telah ditunggu-tunggu para nelayan, khususnya tradisional. Cuaca di tengah laut, akan cenderung dingin.
Pasalnya, gumpalan es terbesar di jagad, akan mulai mencair lantaran sengatan matahari yang jaraknya mendekat. Ikan pun akan memburu tepian pantai atau perairan dangkal.
Ketua Asosiasi Nelayan Tradisional Provinsi Bengkulu Koordinator Divisi Bengkulu Utara, Rusman, tidak membantah saat dibincangi soal ini.
BACA JUGA:Gedung SMP Kelas Jauh Desa Karya Pelita Diisi Siswa Baru
BACA JUGA:Sertifikasi Hasil Bangunan Dana Desa Tahun 2024 di Bangun Karya
Dijelaskan Rusman, salah satu waktu yang ditunggu nelayan tradisional adalah periode Agustus terus melanjut hingga paripurna tahun.
"Semoga bulan Agustus hingga akhir tahun ini, memberikan berkah lebih kepada kami nelayan tradisional," ujar Rusman, Kamis, 1 Agustus 2024.
Sosok aktivis kelompok nelayan tradisional yang terkenal aktif ini, menyampaikan belum lama ini menjelang Agustus, memasuki bulan Muharam, para nelayan melaksanakan ritual turun temurun sedekah laut.
"Tidak lain tidak bukan adalah bentuk rasa syukur, memanjatkan doa dan keselamatan," ungkapnya.
BACA JUGA:Proyek Bangsal Bawang Dinas Pertanian Mukomuko Selamat
BACA JUGA:Breaking News: Ada OTT di Wilayah Kecamatan Air Besi?
Prosesi sedekah laut yang dilakukan saban pergantian tahun hijriyah, tepatnya dimulai sejak tanggal 12 dan 13 Muharam menjadi salah satu aktivitas sosial khas di daerah ini.
Sayangnya, pemerintah daerah belum melirik salah satu kearifan lokal ini. Padahal, bisa saja aktivitas masyarakat pesisir ini, menjadi even yang apik yang untuk menarik pelancong.
Rusman juga menaruh harap, agar aktivitas tahunan khas ini dapat menjadi bagian dalam agenda-agenda resmi daerah. Apalagi, Bengkulu Utara ini, merupakan salah kabupaten dengan garis pantai terpanjang di Provinsi Bengkulu.