RADARUTARA.BACAKORAN.CO- Bukan ayam, kambing apalagi sapi. Olahan yang menggoda indra perasa ini adalah sidat bakar khas belambangan.
Terkenal dengan cita rasa yang pedas, sidat bakar belambangan ini memang sering dijadikan menu rumahan oleh masyarakat banyuwangi.
Tetapi taukah anda dibeberapa tempat sidat dianggap ikan keramat. Memakannya sama artinya dengan bertaruh nyawa.
Di Toraja cerita persahabatan terjalin antara anak-anak dengan ikan sidat purba atau yang dikenal dengan mausambi disebut juga dengan moa atau belut bertelinga.
Ikan ini hidup diantara bebatuan gamping yang berada disisi kolam tilanga kecamatan makale utara tanah toraja.
BACA JUGA:Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari Terjerat Janji Manis di Atas Materai
BACA JUGA:Grubyukan, Ini Kearifan Lokal dalam Tatanan Masyarakat Jawa, Termasuk di Bengkulu Utara
Bagi masyarakat setempat masapi ini adalah penunggu kolam tersebut. Bahkan mitosnya raja masapi akan keluar pada malam hari untuk membersikan kolam dari dedaunan yang jatuh kekolam.
Belum pembuktian secara ilmiah dan fakta kongkrit, tapi kepercayaan ini terbentuk karena pada pagi hari pada kolam tilanga akan terlihat bersih meski tidak ada yang membersihkan.
Kemunculan masapi sendiri bisa dipancing dengan menggunakan telur bebek mentah. Tetapi konon tidak semua orang bisa memanggil masapi, melainkan harus anak-anak yang melakukannya.
Ditempat ini ikan saklar ini dilarang untuk diambil maupun dimakan. Konon mereka yang mencobahnya akan mendapatkan karma yang mengenaskan. Sebenarnya apa keistimewahan ikan ini.
BACA JUGA:Wajib Coba, 6 Cara Mengatasi Malas Beraktivitas Lain Ketika Asyik Main HP
BACA JUGA:Usulan PAW Anggota BPD Harus Melalui Tahapan Ink
Jika dilihat sekilas ikan sidat mempunyai bentuk ramping memanjang. Bentuknya menyerupai belut sawah yang biasa ditemukan rawah atau daerah persawahan di Indonesia.
Oleh karena itu sebagian besar masyarakat Indonesia mengira bahwa sidat sama dengan belut sawah. Padahal jika dilihat seksama ada perbedaan mencolok diantara dua ikan ini.