RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Dari banyak kuliner ikan asap di seluruh Indonesia, nama ini mungkin sedikit asing bagi anda yang tinggal didaerah pulau jawa yaitu "Baung Asap".
Tetapi di masyarakat kalimantan khususnya kutai kartanegara, ikan baung asap menjadi kekayaan kuliner yang melegenda.
Tak hanya tentang kelezatannya saja tetapi juga mitos-mitos yang mengiringinya.
Masih sekerabat dengan iklan lele dan juga berkumis, ikan baung sendiri dikenal dengan berbagai nama, di betawi disebut bawon, masyrakat sunda menyebutnya sebagai bebeong sementara di jawa dipanggil beong.
BACA JUGA:Mau Beli Motor Matic Honda ! Ini Rekomendasi 5 Jenis Motor Matic Honda Terbaru Tahun 2024
BACA JUGA:Banyak Yang Belum Tau, Khasiat Dari Akar Pinang Yang Tersembunyi Untuk Kesehatan Tubuh Kita.
Menyebar luas dari india, cina hingga sampai asia tenggara, ikan ini menjadi salah satu sumber protein yang handal.
Olahannya pun bermacam-macam, dari olahan asam pedas sampai pindang baung. Tetapi di tenggarong kutai, ikan baung biasanya di olah menjadi ikan asap.
Dalam kebiasaan masyrakat kutai, ada dua cara pengolahan baung asap yaitu hombong yang berarti ikan asap setengah matang dan salai untuk proses pengawetan yang lebih lama.
Masing-masing memiliki waktu pengasapan yang berbeda. Hombong setidaknya membutukan waktu 5 jam pengasapan, sedangkan salai bisa mencapai 12 jam pengasapan.
BACA JUGA:Pengusaha Sawit Diminta Bergabung Dengan GAPKI
Untuk mendapatkan kelembutan serta kematangan yang pas, pada saat pengasapan ikan baung tidak boleh terkena api sama sekali.
Metode pengasapan hombong biasanya dipakai ketika ikan akan di olah lebih lanjut menjadi sayur asem ataupun asem pedas.
Meski begitu masyarakat kutai telah terbiasa langsung menyantap ikan baung asap hanya dengan nasi putih saja. Padahal bumbu yang dipakai tidakla rumit hanya garam saja.