Sepucuk Surat Untuk Gubernur Jenderal

Minggu 30 Jun 2024 - 00:23 WIB
Reporter : redaksi
Editor : Ependi

Setelah melempar surat dengan perasaan benci ke atas meja yang bersebelahan dengan lemari, dekat dari jendela kaca, kakinya yang kiri ia angkat, lalu ia menginjak keras lantai.

Kepalan tinjunya berderak, tubuh menggigil, sambil menggigit bibir, membayangkan ia menginjak kepala penulis surat itu.

Maaf tuan, kalau boleh tahu apakah tuan sedang marah? Apa yang membuat tuan marah? Tanya seorang sosok yang berambut panjang dan lurus itu, berkulit sawo matang dan bermata indah.

Gubernur Jenderal menarik napas sesaat, menghembuskannya menyerupai desahan. Sosok itu meletakkan perut telapak tangannya yang mulus ke dada Gubernur Jenderal, bermaksud menyuruh yang berhati iblis itu tenang.

BACA JUGA:Udah Tau Belom, Kalo Shopee Bisa Minjem Duit Sampe 50 Juta. Caranya Super Simpel

BACA JUGA:Udah Tau Belom, Kalo Shopee Bisa Minjem Duit Sampe 50 Juta. Caranya Super Simpel

Ceritalah padaku, siapa tahu aku bisa membantumu, paling tidak memberi tuan sebuah solusi yang baik, ia seorang perempuan jelita yang telah melanggar sumpah pada sebuah kerajaan.

Ia lebih memilih menjadi perempuan Gubernur Jenderal Abraham Van Riebeeck daripada menjadi ahli waris Melaka. Dan ia telah meninggalkan kekasihnya, dan memeluk lelaki yang berbadan tinggi dan bertubuh tegap itu.

Aku selalu siap membantumu tuan, untuk meruntuhkan orang-orang Melayu itu. Percayalah kau dengan tentaramu yang terdidik secara profesional, akan menang dan tidak terkalahkan.

Apalagi oleh mereka orang-orang Melayu yang tidak punya persenjataan lengkap, mata hati perempuan itu benar-benar telah dibutakan kemewahan.

BACA JUGA:Sudah Dipercayai Sejak Dulu, Ternyata Sambiloto Mengandung Banyak Manfaat Bagi Kesehatan Tubuh

BACA JUGA: Kemenag Mukomuko Jemput Koper Jemaah Haji 2024 di Bengkulu

Percayalah padaku. Aku memang tidak ikut turun berperang ke lapangan. Tapi siapa tahu, ide yang mengalir dari kepalaku nanti, bisa kau jadikan untuk melumpuhkan mereka musuh-musuhmu.

Perempuan itu bisa berbahasa Belanda yang menjadikan ia terhormat, apalagi setelah ia tinggal bersama Gubernur Jenderal.

Orang-orang Melayu yang bisa berbahasa Belanda dianggap terpelajar, dan lebih dikhawatirkan bisa menggagalkan rencana-rencana busuk Eropa yang ingin menguasai tanah Melayu.

Semua aturan yang dibuat oleh klonial Belanda di bawah kekuasaan Gubernur Jenderal belum bisa dihapus oleh kerajaan Melayu, meskipun isinya berupa penindasan.

Kategori :

Terkait

Minggu 15 Sep 2024 - 19:31 WIB

DI NEGERI PARA PESOLEK

Sabtu 14 Sep 2024 - 21:06 WIB

Sebelum Pandemi dan Sesudah Itu Mati

Sabtu 24 Aug 2024 - 19:38 WIB

Love or Ghosting