Disetujui atau tidak oleh orang-orang Melayu yang peranakan atau bukan, tak pernah Gubernur Jenderal hiraukan itu.Aturan-aturan yang membuat sepihak gigit jari tidak bisa diganggu gugat oleh mereka yang tertindas.
BACA JUGA:Disperindag Tetap Tera Ulang Timbangan
BACA JUGA:2 Tim Futsal Wakili Bengkulu, Ini Pesan Edi Tiger
Aturan yang keluar dari mulut Gubernur Jenderal adalah perintah wajib. Hal inilah yang ingin dirubah oleh Abdul Jalil Shah, sebagai raja Johor.
Ia tidak mau Gubernur Jenderal berbuat sewenang-wenang kepada masyarakatnya orang-orang Melayu.
* * *
Raja muda terpaku mengingat kenangan lalu yang mengalir jernih dengan kekasihnya. Sekarang kejernihan itu berubah jadi keruh yang menjijikkan setelah perempuan itu pergi, dan direnggut oleh Gubernur Jenderal, musuhnya sendiri.
Yang lebih menyakitkan hati, kekasihnya itu mengaku ia yang telah memilih jalan itu. Ia merasa bahagia menjadi kekasih seorang Gubernur Jenderal daripada kekasih seorang raja Johor.
Walaupun raja muda tersakiti separah itu, bukan berarti kecemburuan yang membuat ia beringas ingin melawan kekuasaan Eropa. Sebagai raja Johor ia berkewajiban mempertahankan hak-hak orang-orang Melayu yang diseret-seret kolonial Belanda.
BACA JUGA:Ini Simulasi Kredit di SPinjam Shopee, Mulai dari 1 Juta Sampe 5 Juta
BACA JUGA: 7 Warga Positif DBD, V Koto Disemprot Asap
Ia akan bergerak dengan tentaranya yang bersenjatakan bambu runcing maju ke medan pertempuran, sambil bertakbir membawa iman.
Mereka tidak gentar melawan kolonial Belanda yang bersenjatakan teng untuk merampas hak-hak orang-orang Melayu. Perintah raja Johor untuk memerangi kolonial Belanda adalah perintah wajib dari Tuhan.
Jika ada orang-orang Melayu yang ingin menggulingkan kekuasaan raja muda, karena ia membela hak orang-orang Eropa, ia anggap mereka itu kafir yang datang menjajah ke tanah Melayu yang perlu dimusnahkan. Orang semacam itu harus cepat-cepat disingkirkan, seperti bangkai yang seharusnya dibuang jauh-jauh.
Kedatangan para kompeni yang berseragam dan berbaris-baris ke tanah Melayu hanya untuk berbuat dosa. Darah mereka halal, boleh dibunuh di mana saja kamu bertemu.
Ini suatu prinsip yang dipegang erat dalam peperangan Melayu melawan para penjajah. Gubernur Jenderal tidak berkuasa di daratan Melayu saja, tapi ia juga ingin mengambil lautorang-orang Melayu yang kaya raya.