RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Faktor cuaca, tanam tak serentak sampai dengan kebijakan pemerintah menaikkan Harga Eceran Tetap beras, memberikan rembet persoalan sosial di masyarakat.
Provinsi Lampung, menjadi salah satu daerah penyangga kebutuhan beras di wilayah Pulau Sumatera. Di sana, saat ini areal sawah produktifnya, tidak panen serentak. Itu sebagai imbas, masa panen yang juga begitu: tak serentak.
Tak pelak, kondisi pasokan beras yang ada, akan menyebab persaingan harga beli di tingkat saudagar besar yang fokus mencukupi kebutuhan untuk mengisi obyek kontrak bisnisnya dengan pedagang-pedagang besar lintas provinsi.
Salah satu pedagang besar beras di Kabupaten Bengkulu Utara, Rini (52), mengatakan, modal pembelian beras terus melonjak. Rini yang kebutuhan bisnisnya dipasok dari Provinsi Lampung, mengatakan lonjakan harga di sana, terjadi salah satunya dipicu musim tanam tak serentak, gagal panen karena penyakit hingga kenaikan HET beras pemerintah.
BACA JUGA:Takziah Malam Kedua Ketua NU Bengkulu Utara Dihadiri Ribuan Jamaah
BACA JUGA:Anggaran Subsidi Pemerintah Masih Abaikan Petani Ikan
"Khususnya HET yang naik, otomatis petani menahan gabahnya. Menunggu harga yang lebih sesuai lagi. Terus, hama dan musim tanam ga serentak," ungkap Rini saat dijumpai RU di salah satu gerainya di Kota Arga Makmur, Jumat, 28 Juni 2024.
Dia menyampaikan, kondisi terkini harga modal beras di Lampung sudah naik. Selama ini, suplai kebutuhannya berasal dari wilayah Lampung Tengah dan Lampung Utara. Daerah Metro dan Pringsewu.
Harga di sana perhari ini, kata dia, sudah terjadi kenaikan. Untuk beras jenis premium seperti Pandan Wangi, modalnya sudah Rp 13.200/kg. Untuk merek Ayam Jago yang merupakan produksi pabrik di wilayah Metro, sudah di angka Rp 12.800/kg.
"Ditambah ongkos bongkar muat Rp 600/kg, untuk beras karung ukuran 50 kg. Itu kan menjadi harga modal," ungkapnya.
Turut dibeberkan Rini, rerata kenaikan harga beras dari sebelumnya mencapai Rp 300/kg.
BACA JUGA:Regulasi Sistem Akuntabilitas Administrasi Desa, Kejari Sosialisasikan Sistem Informasi Desa Padek
Saat ini, pedagang yang memulai bisnis beras sejak 1993 ini, menjual beras jenis pandan wangi Rp 14 ribu/kg. Maka banderol pada hari itu, per zack dengan ukuran 50 kg di harga Rp 700 ribu.
Ada juga IR 64, lanjut dia, harganya Rp 22 ribu percupak. Masih satu jenis, namun dengan kualitas yang lebih rendah yakni IR 64 biasa dijual seharga Rp 21 ribu percupak. Sedangkan beras ketan, harganya Rp 18.400/kg.