Provinsi Bengkulu yang notabene wilayahnya mencerminkan Indonesia, agaknya masih belum mampu menjadi daerah produsen beras.
Provinsi yang berbatasan wilayah Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung ini, soal beras statusnya adalah sebagai provinsi penyangga. Keberadaan perizinan usaha, utamanya pertambangan hingga perkebunan paling mencolok.
BACA JUGA:Petani Mukomuko vs PT. DDP Dibawa ke Mahkamah Rakyat
Ratusan ton beras dari program bantuan pangan atau bapang, awal bulan lalu disalurkan kembali.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Bengkulu Utara, Sabani,SH, saat dikonfirmasi RU, tak menampik soal ini.
Dia menyampaikan, penyaluran bantuan beras seberat 10 kg untuk setiap Keluarga Penerima Manfaat (KPM) perbulannya itu, bakal disalurkan untuk periode April dan Mei.
"Penyalurannya, paling lama pekan depan," kata Sabani.
Maka penyaluran kesekian kalinya, program penerinta melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) tersebut, bakal diterima setiap KPM untuk jatah 2 bulan.
BACA JUGA:Irigasi Rusak, Warga Beralih ke Tanaman Kelapa Sawit
BACA JUGA:Dempo-Bang Ken Diyakini Dapat Membawa Perubahan Siginifikan Bagi Bengkulu
"Kebutuhan beras perbulannya mencapai 360 ton," terang mantan Camat Batiknau ini.
Skema penyaluran tidak berubah. PT Pos selaku pihak yang digandeng pemerintah, bakal menyalurkan bansos pangan ini yang bakal dipasok kebutuhan berasnya dari Bulog.
"Mekanismenya belum berubah," jelasnya.
Kepala Gudang Bulog Taba Tembilang, Bengkulu Utara, Henopi, kepada media tak menampik kalau pasokan pangan tengah dikirim menuju gudangnya. Hanya saja, lanjut dia, proses pengiriman akan disesuaikan dengan kondisi faktual.
"Rencananya, pasokan yang akan dilakukan Kembali sebanyak 1.400 ton," ujar Henopi di kantornya.